hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pelatihan Perkoperasian Bagi Penyandang Disabilitas

Bogor (Peluang) : Pelatihan ini untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perkoperasian dari komunitas disabilitas.

Menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2022, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) melakukan pelatihan dan pembekalan perkoperasian bagi masyarakat penyandang disabilitas melalui Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera bekerja sama dengan kantor staf Kepresidenan.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional, KemenKopUKM, Nasrun mengatakan, pembekalan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang literasi koperasi, manajemen koperasi, tata kelola koperasi dan usaha koperasi. Sehingga Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera dapat dikelola sesuai dengan prinsip dasar koperasi.

“Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera selain sebagai lembaga bisnis juga sosial yang berperan dalam pemberdayaan para penyandang disabilitas,” ucap Nasrun dalam rilisnya, Senin (5/12/2022).

Nasrun berharap pengurus Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera dapat berperan aktif dalam membina masyarakat penyandang disabilitas agar kemudian bergabung dalam koperasi. “Dan terbentuk koperasi untuk komunitas penyandang disabilitas,” ujarnya.

Pemberdayaan masyarakat disabilitas melalui koperasi menurut Nasrun, sangat tepat. Sehingga pemberdayaan dapat dilakukan melalui koperasi, dan permodalan bisa diperluas lewat koperasi. 

Dengan digelarnya pelatihan vocational bagi anggota koperasi, sehingga masyarakat disabilitas pada akhirnya mampu mandiri.

Selanjutnya, Nasrun menyampaikan Good Cooperative Governance (GCG) atau tata kelola kelola koperasi yang baik dan benar merupakan keharusan dalam upaya membangun transparansi dan akuntabilitas serta trust bagi anggota. 

Menurutnya, untuk masyarakat disabilitas koperasi dengan model multipihak bisa dikembangkan. Yakni kelompok pertama adalah masyarakat disabilitas, kedua adalah masyarakat peduli kaum disabilitas, dan kelompok ketiga adalah para donator sebagai pemodal dalam korporasi multipihak.

“Koperasi mampu mengurangi angka kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Apabila koperasi tersebut dikelola layaknya korporasi,” ujar Nasrun.

Sedangkan jelas dia,  untuk menuju koperasi modern atau modernisasi koperasi ada tiga pilar, yaitu kelembagaan, usaha, dan  keuangan.

“Muaranya adalah korporasi koperasi dan masuk dalam ekosistim digital dan bisnisnya hulu sampai hilir,” kata Nasrun.

Ia menegaskan bahwa konsep koperasi model multipihak relevan untuk diimplementasikan pada Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera. 

“Selepas pelatihan ini diharapkan terjadi perubahan yang signifikan pada tata kelola dan bisnis koperasi menjadi lebih baik serta usaha-usaha anggota koperasi tumbuh,” kata Nasrun.

Nasrun menambahkan, koperasi saat ini harus melayani para anggota secara digital bukan lagi tradisional. Koperasi juga harus menyediakan pinjaman murah kepada anggota yang kurang beruntung secara ekonomi yang bersumber dari dana titipan dari pihak ketiga yang secara ekonomi lebih bagus. 

“Sehingga azas kekeluargaan, gotong royong, dan tolong menolong dapat diwujudkan,” tegasnya.

Dalam pengembangan koperasi juga ungkap Nasrun, adanya platform digital yang dapat menghubungkan produk-produk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) anggota koperasi ke pasar yang lebih luas dan cepat. “Serta suatu cara mendapatkan margin keuntungan yang lebih, dengan memangkas mata rantai penjualan,”  ujar Nasrun

Ketua Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera Muhammad Nasihin mengatakan, pelatihan ini akan memberikan dampak yang baik untuk koperasi sekaligus mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perkoperasian dari komunitas disabilitas.

“Didasari semangat untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia bahwa koperasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Nasihin.

Selain peningkatan ekonomi anggota,  koperasi diharapkan juga menjadi lembaga sosial dan lembaga pendidikan bagi anggota dan masyarakat. 

“Potensi besar yang dimiliki koperasi dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya, tentu harus dibarengi dengan mindset entrepreneurship dari pengurus dan pengelola koperasi, untuk selalu meningkatkan kreativitas dan inovasi,” kata Nasihin.

Nasihin berharap pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam mengembangkan koperasi. 

pasang iklan di sini