hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pelanggan Pasar Tradisional Sulit “Move On” dari Kantong Plastik Kresek

JAKARTA—-Shinta Indra, seorang pelaku UKM kuliner minuman kopi tersentak, ketika salah seorang kawannya yang dikirim produknya secara daring protes. Bukan karena kualitas produknya jelek, tetapi temannya itu keberatan produk disertai sedotan plastik.

“Mereka menyebut penggunaan sedotan plastik tidak go green alias ramah lingkungan,” ceritanya.

Kesadaran ramah lingkungan untuk mengurangi sampah plastik sudah merambah kalangan menengah di Jakarta dan sekitarnya. Aktivis lingkungan hidup dari “Divers Clean Action” Switenia Puspa Lestari memperkirakan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya menembus 93 juta batang. 

Sejak  2017 dia mencanangkan gerakan tidak memakai sedotan.  Artinya tidak minum langsung dari gelas atau menggunakan sedotan bekas pakai. Sedotan plastik ini kerap ditemukan di lautan bersama sampah plastik lainnya dan ikut dimakan ikan.

Namun di kalangan bawah hal itu tidak mudah dilaksanakan. Joko, seorang pedagang sayuran di Pasar Mede, Jakarta Selatan mengungkapkan kantong plastik untuk ditenteng sudah bisa tidak digunakan. Pelanggan bisa saja menggunakan tas kain yang dibawa dari rumahnya.

“Hanya untuk bungkusnya tetap harus menggunakan kantong plastik kresek. Soalnya saat ini sulit mendapatkan kertas koran apalagi daun yang digunakan pada berapa dekade silam,” ujar Joko ketika dihubungi Peluang, Kamis (16/7/20).

Joko menyebut menggunakan kantong terbuat dari bahan ketela tidak efektif, karena terbukti tidak kuat menahan beban.

Hal senada juga diungkapan pedagangan sayuran di kawasan Mayestik, Dwi Yuianto. Dia sudah menawarkan tas kain berbayar Rp4 hingga 5 ribu. Tapi pelanggan tidak banyak yang mau. Sementara untuk bungkusnya koran dan daun sudah jarang yang jual.

“Lebih repot lagi kalau pembelinya dari ojek daring. Mereka malah tidak bawa tas kain dan maunya kantong plastik ditenteng,” ujar Yulianto.

Sementara Kepala Seksi Peran Serta Masyakarat (PSM) Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, Binsar Siregar, menyampaikan ada pedagang masih menyediakan kantong sekali pakai di Pasar Atom, Pasar Baru. Namun, ada juga pedagang yang menyediakan kantong belanja ramah lingkungan.
 
“Dalam tinjauan kita terhadap pedagang yang belum patuh tetap kita berikan imbuan agar tidak lagi menyediakan kantong belanja ramah lingkungan,” kata Binsar  Rabu (15/7/20).

Artinya masih banyak kalangan pembeli yang belum bisa “move on” (meninggalkan, pindah hati istilah milenial) dari kantong plastik (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini