hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Bisnis  

Pelaku UMKM di Kabupaten Bekasi Dilatih Bikin Sabun Ramah Lingkungan dari Limbah Rumah Tangga

Pelaku UMKM di Bekasi Dilatih Bikin Sabun Ramah Lingkungan dari Limbah Rumah Tangga

Pelaku UMKM di Kabupaten Bekasi Dilatih Bikin Sabun Ramah Lingkungan dari Limbah Rumah Tangga
Salah satu contoh sabun ramah lingkungan/dok.ist

PeluangNews, Bekasi – Puluhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengikuti pelatihan pembuatan sabun ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan menambah penghasilan pelaku usaha sekaligus mengurangi volume sampah rumah tangga yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi, Hasan Basri, mengatakan pelatihan ini mengajarkan peserta membuat sabun cair dari bahan alami seperti kulit buah dan potongan sayur segar yang difermentasi dengan gula.

“Selain bisa digunakan untuk kebutuhan sendiri, sabun cair ini juga bisa dipasarkan sehingga berpeluang menambah penghasilan bagi pelaku UMKM,” ujar Hasan di Cikarang, Kamis (13/11/2025).

Ia menjelaskan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan sampah. Berdasarkan data, sekitar 70 persen sampah yang masuk ke TPA Burangkeng berasal dari limbah rumah tangga atau sampah organik.

“Mayoritas sampah yang dibuang ke TPA itu limbah rumah tangga. Karena itu, pengolahan sampah menjadi produk seperti sabun cair bisa menjadi solusi,” katanya.

Pemerintah daerah, lanjut Hasan, akan membantu memfasilitasi pemasaran produk hasil pelatihan. Ia menilai banyak peluang kerja sama, termasuk dengan koperasi karyawan di sejumlah pabrik di Kabupaten Bekasi.

“Kalau hasilnya bagus, kami akan bantu pasarkan ke koperasi-koperasi karyawan agar produk ini bisa dikenal luas,” ucapnya.

Sementara itu, Camat Serang Baru Deni Mulyadi mengapresiasi inisiatif pelatihan yang diikuti pelaku UMKM dari delapan desa di wilayahnya. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi dari limbah organik.

“Pelatihan ini mampu mengubah sampah organik menjadi produk bermanfaat dan bernilai jual,” kata Deni.

Deni menambahkan, sebelumnya pelaku UMKM di wilayahnya juga telah mendapatkan pelatihan membuat bunga hias dari limbah plastik. Ia berharap pelatihan serupa terus digelar agar semakin banyak masyarakat mampu mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis.

“Kami mendorong peserta agar menularkan ilmunya ke warga lain. Minimal bisa bersinergi dengan RT dan RW untuk mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menambah penghasilan keluarga,” ujarnya.

Salah satu peserta, Fajar (38), mengaku pelatihan ini sangat membantu. Sebagai pengusaha minuman jeruk kasturi selasih, ia kerap menghadapi masalah limbah kulit jeruk yang menumpuk.

“Selama ini kulit jeruk harus dibuang dan menambah biaya. Dari pelatihan ini, limbah itu bisa dimanfaatkan untuk membuat sabun ramah lingkungan,” katanya. (RO)

Baca Juga: Kementerian PU Dorong Aksi Kelola Sampah dari Rumah

pasang iklan di sini