Banyumas (Peluang) : Pengembangan kapasitas UMKM gula semut melalui pelatihan agar berdaya saing untuk menembus pasar ekspor baru.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) menggelar pelatihan bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) gula semut di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, agar semakin berdaya saing untuk menembus pasar ekspor yang lebih luas.
Deputi Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius mengatakan, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah penghasil gula semut atau gula kelapa terbesar di Jawa Tengah yang sudah menjangkau pasar ekspor.
“Industri rumahan gula semut turut bertumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan gula semut di pasar domestik maupun pasar global,” ujar Yulius dalam acara Pelatihan Bagi Usaha Mikro Potensi Lokal Berbasis Ekspor di Banyumas, Jawa Tengah, secara daring, Rabu (7/12)
Hal itu mendorong KemenKopUKM untuk menggelar pelatihan bagi pelaku usaha gula semut di Banyumas agar daya saing mereka di pasar ekspor semakin meningkat. Pelatihan diselenggarakan dari tanggal 6-9 Desember 2022 di Banyumas.
“Banyumas dikenal dengan gula kelapanya yang berkualitas, dan merupakan salah satu kabupaten dengan produksi gula semut kelapa tertinggi di Indonesia. Diversifikasi produk gula kelapa menjadi gula semut yang dilakukan bahkan telah menembus pasar ekspor,” jelas Yulius.
Pelatihan yang diikuti 35 pelaku usaha gula semut ini bersinergi dengan benihbaik.com dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Banyumas.
Pelatihan ini juga menghadirkan ahli bidang ekspor dan pelaku usaha ekspor yang memberikan wawasan dan pola pikir bisnis ekspor bagi peningkatan kapasitas pelaku usaha gula semut.
Lebih dari itu, ada materi pendukung lain mencakup tips membangun fondasi bisnis, Digital Marketing, Optimasi E-Commerce, Perencanaan Periklanan dan Penjualan, Selling Skill, Mencari Pembeli Potensial dari Luar Negeri, Penyiapan Produk, Perhitungan Harga, Pemasaran, Penjualan, Pembayaran, dan Dokumen Ekspor.
Dalam pelatihan ini juga dilakukan business matching yang melibatkan Atase Perdagangan Indonesia di Canberra, Australia, Agung Harris Setiawan.
Yulius berharap dengan pelatihan ini pelaku usaha dapat memproleh informasi tentang gambaran negara-negara tujuan ekspor baru. Dengan membuka akses pasar ke negara baru tujuan ekspor, maka menurutnya, akan dapat meningkatkan skala ekspor gula semut dari Banyumas.
“KemenKopUKM concern untuk pemberdayaan KUKMKM, salah satunya melalui kegiatan pengembangan kapasitas usaha mikro melalui pelatihan. Kali ini fokus pada pengembangan pasar baik lokal maupun ekspor di sektor pertanian khususnya produksi gula semut,” kata Yulius.
Ia mendorong peserta pelatihan memanfaatkan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut untuk menambah wawasan, membangun inovasi, dan semakin mantap menjalankan usaha.
Yulius juga menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan menjalan kolaborasi atau jejaring dengan sesama pelaku usaha.
Apalagi kata Yulius, usaha gula semut telah berkontribusi terhadap pergerakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah, termasuk berkontribusi bagi ekspor UKM nasional hingga mencapai 14,4 persen.
“Dengan semakin meningkatnya ekspor gula semut, maka diharapkan berdampak pula terhadap pencapain target ekspor UKM nasional,” pungkasnya.