KEDIRI—Pengusaha tahu tradisional bisa naik kelas. Hal ini dibuktikan pembuat tahu kuning asli di Desa Keniten, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menggunakan resep turun temurun memproduksi dengan resep turun-temurun.
Kendala pandemi Covid-19 memang menjadi kendala perajin tahu ini. Tetapi mereka tetap berupaya mencari jalan. Para pelaku UMKM tahu kuning merubah pola pemasaran. Dari yang sebelumnya produk tahu dijual di pasar-pasar tradisional, kini penjualan dilakukan di pasar swalayan di Kediri dan luar Kota Kediri. Selain itu penjualan melalui online dan media sosial juga gencar dilakukan.
“Alhamdulillah dari penjualan di pasar swalayan setiap minggunya bisa mendapatkan omzet sekitar Rp1.500.000 hingga Rp2.000.000,” kata Asep Wijayanto, Ketua Paguyuban Sentra Tahu Desa Keniten.
Asep juga menambahkan, untuk produk yang paling laku yakni olahan tahu seperti stik tahu, tahu bulat dan tahu walik. “Pokoknya produk yang tahan lama itu yang paling laku karena mayoritas pembeli menjadikannya oleh-oleh,” terang Asep.
Menurut dia, sentra tahu Desa Keniten bisa bertahan di tengah pandemi saat ini juga tak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Kediri yang gencar memberikan berbagai macam pelatihan seperti pelatihan pengolahan bahan dasar kedelai, pengepakan produk yang menarik.
Selain itu yPemkab Kediri kerap melakukan pelatihan pemasaran secara fisik dan daring. Selain itu Pemkab Kediri saat ini juga masih membantu pemasaran melalui media sosial maupun media cetak dan media elektronik.
Dari jumlah 47 UMKM tahu kuning yang terdaftar di Desa Keniten, hampir keseluruhannya pernah mendapatkan bantuan pelatihan dari berbagai Dinas di lingkup Pemkab Kediri.
“Hingga saat pandemi sekarang ini, pelatihan tersebut terasa sangat berguna bagi industri kecil seperti kami,” tutup Asep yang juga mempunyai UMKM tahu kuning berlabel Hakatofu ini