Pegiat Medsos: Pertanyakan PDIP Tidak Berhentikan Gibran

Pegiat Medsos: Pertanyakan PDIP Tidak Berhentikan Gibran

Peluangnews, Jakarta – Pegiat Media Sosial (Medsos), Darmansyah berpendapat, bahwa keputusan Gibran Rakabuming Raka menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto sangat mengejutkan dan menyedot perhatian masyarakat.

Pasalnya keputusan anak Presiden Jokowi itu telah menggegerkan publik, baik itu di dunia maya terlebih masyarakat luas.

Pria yang akrab disapa Gus Dar ini lantas mempertanyakan sikap PDIP yang bertaring tatkala Budiman Sudjatmiko saat bertemu Prabowo beberapa bulan lalu. Namun disayangkan ketika Gibran menjadi Cawapres, partai yang telah membesarkannya (PDIP) tidak memecat Gibran menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

Baca juga : TPN Hargai Keputusan Gibran Jadi Cawapres

“Saya membayangkan PDIP akan marah besar. Harusnya lebih keras dibandingkan reaksi PDIP terhadap Budiman Sudjatmiko saat bertemu Prabowo beberapa bulan lalu. Padahal sudah jelas-jelas Gibran Rakabuming Raka sudah melanggar aturan partai,” ujar Gus Dar, Kamis (26/10/2023).

“Cukup mengherankan. Posisi Gibran akhirnya jadi aneh. Ia masih berstatus kader PDIP sampai hari ini karena belum mengajukan pengunduran diri. Juga tidak diberhentikan, atau dipecat,” tambahnya.

Apalagi, lanjut dia, PDIP saat ini telah mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri, yaitu Ganjar-Mahfud. Namun anehnya, status Gibran Rakabuming Raka masih tercatat sebagai kader PDIP.

“Gibran juga masih tercatat sebagai juru kampanye pasangan Ganjar-Mahfud. Logika yang aneh. Drama apa lagi yang tengah dimainkan?,” tandasnya.

Baca juga : Gibran Tragari, Kemandiran Pangan Berkelanjutan

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu buka-bukaan perihal pengkhianatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya terhadap PDI Perjuangan.

Adian Napitupulu menuding pengkhianatan Jokowi itu disebabkan oleh hal sederhana. Salah satunya, PDIP tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden menjadi tiga periode.

Atas hal itu, terjadilah pengkhiatan Jokowi terhadap PDIP dengan mengusung anaknya menjadi cawapres Prabowo Subianto.

“Nah ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian. (alb)

Exit mobile version