hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Peduli Sesama, Ideologi Berkoperasi yang Hidup di Kopsyah BMI: Kisah Haru Jasem dari Gunung Kaler

Peduli Sesama, Ideologi Berkoperasi yang Hidup di Kopsyah BMI: Kisah Haru Jasem dari Gunung Kaler
Kondisi rumah Jasem saat roboh tahun 2019 dan menerima bantuan rumah roboh senilai RP 3 Juta yang diserahkan oleh Misjaya saat itu jadi Manajer Cabang Gunung Kaler/Dok. Peluang News-Ho humas

Peluang News, Tangerang — Senyum haru terpancar dari wajah Jasem, anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Cabang Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, Banten, saat menatap rumah sederhana yang kini berdiri kokoh di tanahnya. Bagi Jasem, rumah itu bukan sekadar tempat berlindung, melainkan simbol nyata dari semangat kepedulian sesama yang menjadi napas ideologi Kopsyah BMI.

Perjalanan Jasem bersama Kopsyah BMI dimulai pada 2013. Sejak bergabung, ia berupaya menata kehidupan ekonomi keluarganya sedikit demi sedikit. Namun, cobaan datang pada 2019, ketika rumahnya roboh dimakan usia.

Di tengah keterpurukan, Kopsyah BMI hadir bukan hanya memberi simpati, tetapi juga uluran tangan nyata: santunan rumah roboh sebesar Rp3 juta serta pembiayaan KPR Tanpa DP senilai Rp85 juta agar Jasem kembali memiliki rumah layak huni.

“Jasem sebenarnya bisa saja menerima bantuan rumah siap huni. Tapi ia menolak dengan halus karena merasa masih mampu berjuang bersama keluarganya. Ia hanya menerima bantuan perbaikan rumah senilai Rp3 juta, lalu mengajukan pembiayaan rumah tanpa DP yang kemudian ia cicil melalui koperasi,” kenang Misjaya, Satuan Pengendali Internal yang saat itu menjabat sebagai Manajer Cabang Gunung Kaler.

Kini, pembiayaan itu telah lunas. Jasem kembali mendatangi kantor cabang Kopsyah BMI bukan untuk meminta bantuan, melainkan untuk menyampaikan terima kasih. Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana koperasi hadir sebagai sahabat di masa sulit, bukan sekadar lembaga keuangan. Setahun setelah melunasi pembiayaan rumah, Jasem tetap setia menjadi anggota aktif dan rutin menabung.

 

Kondisi rumah Jasem (saat itu) yang hampir selesai dibangun lewat pembiayaan Rumah Tanpa DP/Dok.Peluang News-Ho Humas

Kisah Jasem hanyalah satu dari ribuan bukti bahwa ideologi berkoperasi di Kopsyah BMI adalah ideologi kemanusiaan. Melalui berbagai program sosial berbasis zakat, infak, sedekah (ZIS), dan dana kebajikan, Kopsyah BMI telah menyalurkan lebih dari Rp8 miliar kepada 36.161 penerima manfaat.

Bantuan tersebut meliputi santunan sakit dan kematian, layanan ambulans gratis lebih dari 8.050 perjalanan senilai Rp2,8 miliar, serta bantuan pengobatan dan sosial bagi 197 penerima manfaat dengan total lebih dari Rp1,5 miliar.

Selain itu, Kopsyah BMI juga aktif dalam berbagai program pendidikan dan sosial yang menjangkau lebih dari 62.000 penerima manfaat, dengan total dana mencapai Rp19,5 miliar.

Presiden Direktur Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara menegaskan bahwa ideologi berkoperasi bukan hanya tentang ekonomi, melainkan juga tentang kemanusiaan dan kepedulian.

“Prinsip peduli sesama adalah jantung koperasi. Koperasi harus hadir saat anggotanya jatuh, sakit, kehilangan, atau tertimpa musibah. Di situlah nilai sejati berkoperasi: membangun manusia, bukan sekadar menumpuk modal,” ujar Kamaruddin.

Semangat inilah yang terus menjadi fondasi langkah Kopsyah BMI. Bahwa keberhasilan satu anggota adalah kebahagiaan bersama, dan kesulitan satu anggota adalah panggilan untuk membantu.

Seperti Jasem, yang kini kembali menatap masa depan dengan tegak, bukan hanya karena kerja kerasnya, tetapi juga karena tangan-tangan sesama yang setia menguatkan.

Di sanalah makna sejati berkoperasi hidup: peduli sesama, tumbuh bersama, dan membangun kemanusiaan tanpa batas. (RO/Aji)

pasang iklan di sini