Tiga dari enam pasar apung di Nusantara terdapat di Banjarmasin, Kalsel. Yang paling populer dan banyak diekspos adalah Pasar Apung Muara Kuin.
SUASANA di pasar-pasar apung Kalimantan Selatansecara khas mencerminkan budaya suku Banjar. Anda bisa datang ke sini tidak sekadar untuk berfoto ria memanfaatkan keelokan latar belakangnya.Niscaya mengesankan ketika anda berinteraksi dengan warga lokal, sambil naik jukung,dan menikmati kuliner.Suasana hiruk-pikuk pasar itu mengekspresikan relasi masyarakat yang guyub.
Para pedagang menggunakan perahu, kebanyakan ibu-ibu, secara agresif menjajakan dagangannya.”Ayo pak. Ini jeruk. Manis,Pak. Saya kupasin ya,” seru salah satu penjual buah-buahan sembari tangannya tetap mendayung.Perahu di sebelahnya tak kalah gesit menjajakan. “Minum kopi,Pak, Bu. Mau kopi?” katanya.
Sambil diombang-ambing gelombang, tawar menawar terjadi.Cobalah minum kopi ditemani kue cincin atau kue apem di perahu klotok, pasti suasananyasangat berbeda jika dilakukan di darat.Sebaiknya Anda datang ke sini tidak sekadar untuk foto-foto. Berinteraksi dengan warga lokal sambil naik jukung dan menikmati kuliner dan suasana hiruk-pikuk pasar ini niscaya mengesankan.
Pasar Muara Kuin, Lok Baintan, Pierre Tendean, Banjarmasin
Jika Anda generasi 90-an, tentu tidak asing dengan iklan tv seorang nenek yang mengacungkan jempol di atas perahu berlatar pasar apung. Ya, lokasi pengambilan video tersebut di “Pasar Apung Muara Kuin”, di persimpangan Sungai Kuin dan Sungai Barito.Transaksi berlangsung di atas perahu (bhs Banjar: jukung).
Komiditasyang diperjualbelikan berbagai buah-buahan, sayuran, makanan, ikan, tanaman, hingga peralatan rumah tangga. Bahkan, restoran terapung di dalam kapal juga ada. Jika ingin utuh melihat aktivitas Pasar Muara Kuin, sebaiknya anda datang pada pukul 05.00 Wita. Sebab, selepas subuh, Pasar Muara Kuin mulai ramai dan keriuhanmeredupselewat pukul 07.00 Wita.
Berikutnya,“Pasar Apung Sungai Martapura” atau “Pasang Apung Lok Baintan”. Iklimnya tak jauh beda dengan Pasar Apung Muara Kuin.Di sini Anda juga akan menyaksikan hilir-mudik puluhan klotok (perahu motor) yang dinaiki pedagang dan petani. Puncak keramaian terjadi pukul 06:00-07:00. Secara umum, pasar apung ini ramainya saat musim panen buah dan sayur.Khususya pada hari pasaran, yaitu Jum’at.
Pasar apung Kalsel ketiga adalah “Pasar Siring Pierre Tendean”. Populasi pedagang di pasar apung itu belakangan makin redup. Beroperasi hanya pada hari Sabtu dan Ahad. Pasalnya, kehadiran pasar modern di daratan dan defisit anak muda yang terlibat di pasarbernuansa tradisionalitu. Untunglah pemerintah lokal mempertahankannya. Antaranya, dengan memusatkan pasar apung di Sungai Martapura, dekat kantor gubernur, membenahi fasilitas lanting (titian) dan mengadakan pesta kesenian rakayt di lokasi ini.
Pasar Ah Poong& Lembang
Di Jawa Barat, tepatnya Sentul City, Sentul, Bogor ada “Pasar Ah Poong”. Di sini juga terdapat pasar apung di tepi Sungai Cikeas. Idenya datang dari Bondan Winarno yang berkolaborasi dengan manajemen Eat and Eat. Di sini ada dua konsep yang dipadukan, yakni restoran terbuka dan pasar apung dengan perahu-perahu di Sungai Cikeas. Namun, perahu yang dipakai mengadopsi bentuk perahu dari Vietnam yang lebih aman. Di Pasar Ah Poong ini dapat dijumpai restoran terapung lengkap dengan makanan mancanegaranya, selain juga dengan perahu-perahu yang menjajakan aneka dagangan, sejak pagi. Namun, kabar terbaru, pasar apung ini disegel karena dinilai melanggar garis sempadan sungai.
“Pasar Apung Lembang” yang menempati area seluas 7,2 hektar ini masih ada di wilayah Lembang, Bandung Utara. Pasar ini dibuka tiap hari, namun hiruk-pikuknya jauh lebih terasa pada akhir pekan, yakni mulai pukul 08.00 – 21.00 WIB. Anda bisa bersantai dengan keluarga dan teman-teman di gazebo yang terletak berderet-deret di tepi danau. Di sini juga ada rumah-rumah asli dan kuno yang didatangkan dari Jawa Timur. Ada pula rumah rileksasi dengan arsitektur Belanda, Thailand, juga Betawi. Rumah rileksasi ini dibuat terapung di danau
Pasar apung ini hadir dengan konsep wisata dengan memadukan tema bermain, belajar, dan kuliner. Pasar ini dibuka setiap hari dan hiruk-pikuknya akan memuncak di akhir pekan, terutama pada saat pukul 08.00 – 21.00 WIB.
Di sini tiap pengunjung bisa bersantai bersama keluarga dan teman-teman di gazebo yang diletakkan berderet di tepi danau. Hal itu serasa semakin lengkap dengan keberadaan rumah-rumah asli dan kuno yang sengaja didatangkan dari Jawa Timur. Selain itu, ada pula rumah rileksasi yang mempunyai arsitektur Belanda, Thailand, dan Betawi. Kesemuanya itu dibuat dengan terapung di atas danau.
Pasar Apung NusantaraMalang dan Langkat Sumut
Kalau Anda berkunjung ke daerah Batu, Malang, jangan lupa singgah di Museum Angkut. Satu area dengan museum ini ada pasar apung dengan 80 stan makanan dan suvenir. Pasar apung ini diberi nama Nusantara karena menyajikan ragam area dan kuliner nasional. Dibuka pukul 12.00 – 21.00 WIB, para pengunjung bisa merasa seolah-olah sedang berkeliling Nusantara.
Pengunjung yang datang ke sini bisa berkeliling kawasan pasar dengan menyewa perahu. Bagi yang suka berfoto-foto, disarankan untuk datang di malam hari karena nyala lampu, sungai buatan, dan bangunan tradisionalnya akan tampak lebih indah di malam hari. Setidaknya di kawasan ini terdapat 80 stand makanan dan souvenir yang patut untuk dikunjungi.
Di Desa Pulau Sembilan, Kec Pangkalan Susu, Kab Langkat, Sumatera Utara juga terdapat pasar terapung buatan. Berdekatan dengan perbatasan Provinsi Aceh. “Pasar Terapung Langkat” dibuat pemerintah setempat, diresmikan 9 Februari 2009.Pasar ini mengambil konsep yang mirip dengan pasar-pasar apung di Kalimantan. Pasar ini sengaja dibuat untuk menjaga kestabilan harga ikan kerapu yang merupakan hasil andalan Kabupaten Langkat.