octa vaganza
Solusi  

Pasang Surut Miliarder Björgólfur Thor Björgólfsson

Pada krisis 2008, negara Islandia hampir tenggelam. Pemerintah menyita Bank Landsbanki, bank Thor. Thor disalahkan atas bencana ekonomi dan ribuan orang kehilangan pekerjaan dan tabungan mereka. Ia diteror dengan berbagai cara.

PASANG surut pada keluarga Björgólfur Thor Björgólfsson seolah menjadi tradisi. Sebelumnya, pada tahun 2007, Björgólfur yang telah menjadi miliarder selama dua tahun, menyewa jet dan menerbangkan 120 temannya ke Jamaika untuk konser pribadi Ziggy Marley dan 50 Cent di pantai. Inilah salah satu puncak kedermawanan di masa jayanya.

Malang tak dapat ditolak, dalam waktu setahun, Björgólfur telah kehilangan segalanya. Di dalam keluarga, Thor memang bukan orang pertama yang mengalami kebangkrutan. Kakek buyut, kakek, dan ayah Björgólfur juga pernah bangkrut. Kakeknya, salah satu pengusaha utama Islandia, bahkan pernah bangkrut dua kali tapi berhasil bangkit. Sedangkan ayahnya terbukti bersalah untuk kasus penggelapan dan penipuan.

Lalu Thor berangkat ke Rusia menyelamatkan reputasi sang ayah. Saat itu Rusia sedang mengalami keruntuhan dari Uni Soviet. Thor membangun bisnis minuman ringan dan bir hingga sukses. Pada tahun 2002 Thor menjual bisnisnya kepada Heineken dengan harga US$100 juta. Ia kembali ke Islandia, dan bersama ayahnya membeli 46% saham Landsbanki, bank terbesar kedua di Islandia. Ia juga membangun bisnis lainnya seperti perusahaan telekomunikasi dan pakaian olahraga.

Pada tahun 2007, Thor mengumpulkan $6,5 miliar leveraged buyout (LBO) dari perusahaan obat generik Actavis, berkat kucuran dana di masa terjadinya puncak gelembung kredit dan berbagai bank. Deutsche Bank, ingin membiayai seluruh US$5,4 miliar utang Actavis. Akibat krisis keuangan global, gelembung kredit akhirnya meledak. Deutsche Bank juga ingin Thor memberikan lebih banyak uang ke dalam kesepakatan, sehingga Thor meminjam $230 juta dari banknya sendiri.

Pada krisis 2008, negara Islandia hampir tenggelam. Bank Landsbanki menunjukkan tanda-tanda bermasalah. Pemerintah menyita bank milik Thor itu. Thor disalahkan atas bencana ekonomi dan ribuan orang kehilangan pekerjaan dan tabungan mereka. Perusahaan obat yang dibeli Thor yakni Actavis, juga meledak tepat sebelum krisis keuangan. Dengan utang US$10 miliar, kekayaan bersih Thor menjadi negatif US$3,5 miliar.

Tak ada jalan lain. Utang kepada berbagai pihak tetap utang yang harus dilunasi. Dia harus menjual berbagai asetnya untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan. Di Islandia, Björgólfur Thor Björgólfsson adalah salah satu orang yang dianggap menyebabkan krisis karena tindakan bisnisnya. Alhasil, dirinya sempat diteror dengan berbagai cara yang tak lazim. Rumahnya dicoret-coret bahkan dibom oleh orang tidak dikenal.

Pada tahun 2011, Watson menjajaki merger dengan Actavis. Selanjutnya, pada Oktober 2012, Watson membeli Actavis seharga US$6 miliar. Dengan dana tersebut Thor mulai dapat melunasi utangnya secara perlahan, bahkan mengambil 4,3 juta saham di Actavis senilai US$700 juta untuk melunasi sisa utangnya. Tahun 2014, Thor melunasi semua utangnya dan kembali menjadi miliarder, dengan kekayaan bersih US$2,2 miliar. Namun ia kembali kehilangan kepemilikan US$1,8 miliar akibat bangkrutnya perusahaan bidang telekomunikasi dan pakaian olahraga miliknya.

Thor Björgólfsson, miliarder utama Islandia, meluncurkan autobiografinya pada Selasa 9 Desember 2014 di London. Judulnya Billions to Bust-and Back. Peristiwa pribadinya yang kelabu pada tahun 2007 tampaknya jadi alasan pemilihan judul. Saat itu, Björgólfur Thor Björgólfsson adalah orang terkaya ke-249 di dunia, tetapi krisis keuangan global membuatnya bangkrut. Ia kehilangan 99 persen kekayaannya.

Exit mobile version