hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Panggung Virtual Peluang Seniman Pertunjukan Masa Pandemi

JAKARTA-–Seniman pertunjukan tetap dapat berkreasi dari rumah lewat panggung virtual. Untuk itu  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan dukungan dengan menginisiasi program stimulus “Kreatif dari Rumah” sejak Mei 2020.

Direktur Industri Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kemenparekraf/Baparekraf, Mohammad Amin menyampaikan upaya ini sekaligus untuk menyambut tahun ekonomi kreatif dunia yang jatuh pada 2021.
 
“Kami memberikan kesempatan bagi para pekerja kreatif, terutama musisi dan seniman pertunjukan untuk tetap produktif dalam menghasilkan karya yang berkualitas di masa Pandemi Covid-19 dan membantu mereka lewat bantuan berupa insentif,” kata Amin dalam keterangan persnya, Jumat (11/9/20).

Sebelumnya ia hadir dalam Webinar Series Creative Economy in Southeast Asia “Welcoming the International Year of Creative Economy for Sustainable Development, 2021” dengan tema “Hardest-Hit Subsectors Insight-Music & Performing Arts” yang dirangkai dengan berbagai program panggung virtual bagi seniman dan musisi.

Amin mengatakan program panggung virtual yang dihadirkan terbagi menjadi empat subprogram, yaitu “Ngamen dari Rumah”, “Pentas dari Rumah”, “Pameran dari Rumah”, dan “Nulis dari Rumah”. Program ini, lanjut Amin, diikuti oleh 4.000 penampil yang diseleksi oleh kurator. 

“Jadi para seniman ini merekam dan mengirimkan video karya mereka ke kanal yang sudah kami sediakan. Kemudian video-video tersebut dikurasi menjadi 200 video terpilih yang kemudian ditayangkan di akun media sosial Kemenparekraf,” katanya.

Program ini juga mengimplementasikan penggunaan QR Code sebagai media pemberian donasi dari para penonton kepada seniman yang tampil dalam program tersebut. 

Amin menyebutkan pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia dan Indonesia memberikan dampak yang sangat besar bagi penghasilan para pekerja kreatif, terutama seniman pertunjukan dan musisi.

Sehingga, ia menilai digitalisasi pertunjukan seni dan musik yang ditayangkan di media sosial menjadi strategi yang tepat untuk memberikan panggung bagi para seniman pertunjukan dan musisi untuk mempertontonkan karyanya.

“Menurut saya, kita perlu mengaplikasikan transformasi digital di setiap proses pengembangan ekonomi kreatif,” ungkap Amin.

Sementara itu, Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, Kartika Candra Negara, menambahkan upaya ini sejalan dengan hal-hal yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengedepankan sektor ekonomi kreatif dalam upaya pengembangan berkelanjutan di kancah internasional.

Hal tersebut dibuktikan melalui pelaksanaan Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia di Bali pada 2018 dan menginisiasi Resolusi PBB tentang Tahun Ekonomi Kreatif Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan 2021 yang dicetuskan pada 2019.

“Digitalisasi pertunjukan ini menjadi solusi bagi seniman pertunjukan dan musisi untuk tetap bisa bertahan di masa pandemi Covid-19,” ujar Candra.

Acara ini juga dihadiri oleh musisi sekaligus Direktur Yogyakarta Gamelan Festival, Ari Wulu, yang menceritakan komunitasnya tetap memamerkan karyanya secara digital di masa pandemi Covid-19 melalui acara “Gaung Gong”

Gaung Gong ini kami laksanakan pada 5 April 2020. Di mana pada saat itu saya mengajak teman-teman sesama pemain gamelan di daerah Yogyakarta untuk memainkan instrumen gong secara serentak dan ditayangkan melalui Instagram Komunitas Gayam16 untuk menghibur para penikmat musik gamelan,” ungkap Ari.

Ari mengungkapkan acara ini berhasil menyebarkan semangat kepada para musisi tradisional, terutama pemain gamelan, untuk terus berkarya di masa pandemi Covid-19.

 “Ke depan kami akan melaksanakan Yogyakarta Gamelan Festival ke-25 yang jatuh pada tahun ini secara digital,” ujar dia.

pasang iklan di sini