Panen Raya Benih Bawang Putih di Jalur Swasembada Nasional

Potensi pengembangan bawang putih di Sembalun, NTB, mencapai produksi basah sebesar 14 ton per hektare. Ini merupakan prestasi yang sangat bagus dan masih bisa ditingkatkan.

Panen raya benih bawang putih kembali digelar. Kali ini berlokasi di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Panen yang dilakukan Kelompok Tani Pusuk Pujata (25/7) lalu ini disaksikan antara lain Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari, perwakilan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Provinsi NTB, serta petani yang terlibat dalam kegiatan swakelola.

Inisiasi kegiatan swakelola ini, kata Inti Pertiwi Nashwari, didasari ketika Kementan memiliki program pengembangan kawasan bawang putih namun benihnya tidak tersedia. “Melalui terobosan kegiatan swakelola, yang bekerja sama dengan kelompok tani, diharapkan dapat menyediakan benih bermutu yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam waktu dan jumlah yang ditentukan,” ujarnya. Kegiatan ini sekaligus diharapkan dapat mendorong dan memicu semangat produktif para petani.

Panen raya ini merupakan salah satu langkah konkret menuju swasembada bawang putih nasional, sesuai program Kementan melalui Ditjen Hortikultura. Di antara upaya yang dilakukan adalah menjamin penyediaan benih bermutu melalui kegiatan swakelola penyediaan benih. Tak lupa disebutkan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program tahun lalu.

Hamparan lahan varietas Lumbu Putih yang dipanen berasal dari kontrak swakelola tahap kedua seluas 27 hektare (ha). Sekitar 24 ha lahan sudah dipanen bertahap. Inti merinci, rata-rata produktivitas basah sebesar 14.624 kg/ha. “Seluruh hasil panen akan dimanfaatkan untuk benih dan akan diserahterimakan pada akhir tahun 2024 dan digunakan untuk bantuan benih pada pengembangan kawasan tahun 2025,” ujarnya.

Sebagai pengayaan acara, pada kesempatan tersebut disertakan pula kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Produsen Benih Bawang Putih. Para petani diberi pengetahuan terkait teknologi produksi benih bermutu dan penanganan pascapanen calon benih bawang putih, termasuk proses dormansi agar menghasilkan benih dengan kualitas yang optimal.

Merujuk pada kecocokan lahan, narasumber dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB, Kusuma Darma, prospek di daerah itu sangat menjanjikan. Potensi pengembangan bawang putih di Sembalun mencapai produksi basah sebesar 14 ton/ha. Ini prestasi yang sangat bagus dan masih bisa ditingkatkan.

Menurut Kusuma, “Salah satu keuntungan budidaya benih bawang putih di Sembalun yaitu karena lama penyinaran sinar matahari lebih lama dibandingkan daerah lain sehingga hasilnya lebih maksimal.” Pihak PKHT sendiri telah mengembangangkan beberapa teknologi untuk pemecahan dormansi benih bawang putih. Di antaranya dengan teknologi vernalisasi dengan aplikasi suhu dingin 5-8° Celcius selama 2-4 minggu, yang dapat mempercepat munculnya tunas.

Selain itu, tersedia pula teknologi Finebubble dengan cara memasukkan gelembung nitrogen ke dalam air dan digunakan untuk merendam benih bawang putih sehingga dapat mempercepat munculnya tunas,” ujar Kusuma. Ditambahkan oleh narasumber Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Pascapanen Pertanian, Kirana Sanggrami Sasmitaloka, salah satu cara untuk meningkatkan mutu benih, yaitu tanaman dipanen sesuai dengan umur panennya.

“Teknologi yang dikembangkan BSIP Pasca Panen, yaitu penanganan pascapanen menggunakan instore dryer untuk mengeringkan dan menyimpan benih. Kegiatan pascapanen harus dilakukan dengan benar agar benih yang dihasilkan berkualitas,” ujar Kirana. Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan benih, antaranya, penyusutan bobot, terjadinya serangan OPT dan tercampurnya benih selama penyimpanan di gudang perlu dilakukan upaya pengendalian.●

Exit mobile version