JAKARTA-—Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan pada masa Panen Raya Maret hingga Juni 2020, pihaknya menargetkan menyerap gabah petani setara 650 ribu ton beras. Dia menyebut stok cadangan beras hingga Juni 2020 bisa mencapai 1,8 juta ton.
“Ini prediksi saya yang paling rendah setelah kontak dengan kelompok tani dan sejumlah supplier gabah dan sekarang bertahap,” kata pria yang karib disapa Buwas di Jakarta, Jumat (15/5/20).
Dikatakannya, jumlah cadangan beras Juni 2020 sudah memperhitungkan operasi pasar dan bantuan sosial pada masyarakat terdampak Covid-19.
“Sekarang masih ada 1,4 juta ton beras Bulog, walaupun kita gunakan untuk bansos dalam pandemi ini, kita masih ada stok, ditambah penyerapan lagi,” katanya.
Perum Bulog menargetkan pengadaan beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 950.000 ton melalui penyerapan gabah petani domestik sepanjang 2020.
Dari jumlah tersebut, sebesar 61 persen pengadaan ditargetkan selesai pada April – Mei 2020.
“Hingga pertengahan Mei, realisasi serapan beras petani sudah mencapai 290.000 ton. Jadi (stok) akan banyak, masyarakat jangan khawatir soal beras,” kata Buwas.
Sementara stok gula diyakini akan melimpah setelah mengalami defisit di awal tahun. Bulog akan memiliki stok gula pasir konsumsi hingga 75ribu ton pada Juni 2020.
“Stok gula tersebut terdiri dari 25 ribu produksi dalam negeri. Sementara 50 ribu ton sisanya impor dari India,” ujar Buwas.
Lanjut dia, saat ini produkai tebu lokal sekitar 24ribu ton dan sedang masuk dalam tahap penggilingan. Jadi mulai bulan depan malah banjir stok.
Sementara sebanyak 21.800 ton gula konsumsi impor dari india telah tiba di India. Sisanya akan tiba di Indonesia sebelum hari Raya Idul Fitri.
Buwas mengakui, mahalnya harga gula selama beberapa bulan terakhir disebabkan karena masa panen raya yang mundur. Selain itu, Bulog juga tidak memiliki stok sehingga tidak bisa mengintervensi harga gula di pasar.