Peluangnews, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) mampu mewujudkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas hingga pasar global. Ini dibuktikannya terhadap hasil kerajinan tangan yang berkualitas ekspor.
Hal tersebut terlihat di etalase hasil kreasi kerajinan tangan para UMKM di Pameran Kriyanusa pada 13 – 17 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
Mengunjungi event Kriyanusa tersebut, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, bahwa kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan tahunan Dekranas ini sangat berharga terutama bagi UMKM binaan. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI dalam mewujudkan UMKM naik kelas hingga ke pasar internasional.
“BRI hadir memberikan pelayanan dalam mendukung program pemerintah pada aspek permodalan bagi UMKM. Peranan UMKM dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sangat penting sehingga diharapkan dengan partisipasi UMKM binaan BRI di Kriyanusa 2023 semakin melegitimasi kepercayaan masyarakat terhadap UMKM,” ucap Handayani.
Sementara itu, Seorang Pelaku UMKM binaan BRI, Tio Siujinata mengatakan, di awal berbisnis tak ada kepikiran untuk menjadi UMKM, tapi setelah ditantang pihak BRI, dirinya memberanikan diri hingga akhirnya produk hasil kerajinannya bisa diekspor.
Dengan nama usaha Craftote: Gallery & Coffee, Tio bersama tiga UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan menampilkan karya menarik di booth BRI pada ajang yang digelar Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) tersebut. Tio menampilkan produk peralatan rumah tangga dengan konsep ramah lingkungan yang terbuat dari anyaman bambu dan kayu.
Tak hanya itu, pria yang telah merintis bisnis sejak 2021 lalu itu menyebut kerajinan tangannya merupakan usaha terpadu, sebab dia juga memamerkan produknya pada Coffee shop yang telah dirintis di tahun yang sama. Beberapa bulan bisnis berjalan, coffee shop miliknya didatangi pihak BRI.
“Dia kasih tantangan agar café saya bersedia dibina melalui Rumah BUMN BRI. Awalnya saya ragu, tapi katanya hanya bermodal konsisten saja dengan produk, dari situ kita siap,” ucapnya.
Singkat cerita, Tio merasa bersyukur dengan kesempatan itu, sebab di Rumah BUMN, dia mendapatkan pelatihan dan pengetahuan bisnis yang tak disangka sebelumnya.
Menurut dia, di awal merintis usaha dia sebatas mengetahui bahwa bisnis hanya persoalan membuat (produksi), menjual, dan mendapatkan untung (profit). Namun setelah mendapatkan pembinaan, dia menjadi paham hal-hal fundamental agar bisnis bertahan dan berkembang untuk jangka panjang.
“Di situ kita diajarin bagaimana branding, marketing, keuangan, bahkan pinjaman juga. Saya jadi terbuka, tadinya saya berpikir untuk bisnis pada umumnya, tetapi kita enggak mengerti ternyata ada business matching, ada incubator, kita ditemukan dengan sesama pelaku usaha, bagaimana treatment karyawan, bagaimana menggunakan media digital untuk sarana promosi,” lanjut Tio.
Dengan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan yang semakin mumpuni, Tio pun menciptakan produk yang menarik perhatian seorang distributor dengan target pembeli internasional. Tio menunjuk sebuah lampu ruangan setinggi pinggang orang dewasa, dengan diameter 4 – 5 cm. Hal menarik dari lampu itu ialah balutan kayu melingkar yang menutupinya.
“Itu sebabnya saya beranikan diri untuk (ke pasar) ekspor, walaupun bukan saya yang ekspor tapi buyer bawa (jual) keluar (negeri). Contohnya lampu ini, yang desain bukan saya, tapi di coffee shop, ada yang datang coret-coret desain, dia tanya bisa buat ini enggak, saya bilang bisa! Akhirnya pas jadi, dia beli 10 buah dibawa ke Jepang, dan sekarang dia beli terus dengan jumlah lebih banyak” lanjut Tio.
Bersanding dengan Tio dalam pameran tersebut, ada Lion Keramik Industri dengan produk peralatan rumah berbahan dasar keramik dan Lampu Runa dengan produk lampu dengan desain kreatif dan ramah lingkungan. Satu lagi yang menarik adalah Maja Watch dengan produk jam tangan unik ramah lingkungan.
Pemilik usaha Maja Watch, Justisia (37 tahun) juga menceritakan manfaat besar yang didapat setelah mengikuti pelatihan dan pembinaan di Rumah BUMN BRI. Dengan produk jam tangan terbuat dari kayu, wanita dengan panggilan Uci tersebut berkata telah merasakan perkembangan dan keuntungan signifikan.
“Sudah terlihat (keuntungan), awal-awal kita masih raba-raba masih offline, sekarang sudah online lewat e-commerce, jadi sudah jalan dua duanya, dan pendapatannya lebih baik lagi, usahanya lebih baik lagi,” ucap Uci.
Baik Uci maupun Tio sama-sama bersyukur usahanya dipercaya tampil di pameran yang menampilkan produk kerajinan tangan dari segala pelosok negeri itu. Tak ayal, produk-produk mereka pun sempat menarik perhatian sejumlah pejabat negara di antaranya, istri Menteri BUMN, Erick Thohir yakni Liza Thohir. Mereka pun berharap bisa terus bersinergi dengan BRI demi mewujudkan UMKM naik kelas.
“Harapan kami, kami ingin memberikan produk yang berkualitas, bertanggung jawab dan bisa diandalkan. Kami juga berharap BRI bisa support terus bukan kami saja tapi juga teman-teman pengrajin lain. Karena memang dalam Kriyanusa ini, kami berpikiran lebih jernih lagi, lebih kompetitif lagi dan sportif bahwa kerajinan tangan Indonesia ini sangat banyak dan berkualitas. Dari Indonesia untuk dunia,” tutup Tio. (alb)