Peluang News, Jogya – Pada musim kemarau, banyak peternak mengalami kesulitan mendapatkan pakan hijauan untuk ternak mereka. Pakar peternakan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berbagi cara untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak selama musim kemarau.
Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng, menyampaikan bahwa peternak sebenarnya sudah mengetahui langkah yang harus diambil saat memasuki musim kemarau. “Pakan yang bisa diberikan adalah fermentasi jerami padi (Fermented Total Mixed Ratio-FTMR) atau sering disebut tape jerami,” jelasnya dikutip dari laman UGM, Sabtu (24/8/2024)
Keunggulan Pakan FTMR
Pakan FTMR merupakan campuran hijauan, konsentrat, protein, mineral, dan vitamin yang lengkap dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan ternak. FTMR dapat meningkatkan efisiensi biaya pakan dan bisa disimpan untuk digunakan saat musim kemarau. Ali menjelaskan bahwa pakan FTMR lebih menjamin distribusi asupan ransum harian yang merata dan mampu memenuhi kebutuhan serat yang sangat penting bagi stabilitas ekosistem rumen.
Pendampingan dan Pengembangan Teknologi
Fakultas Peternakan UGM rutin mengundang para peternak untuk mengakses perkembangan teknologi peternakan dan melakukan pendampingan. Ali Agus juga menyebutkan bahwa saat ini mereka tengah mengembangkan teknologi pakan komplet bagi peternak sapi. “Dengan pakan ini, beternak sapi sudah seperti memelihara ayam. Beli jumbo bag bisa untuk sekian bulan,” ujarnya.
Keamanan Silase untuk Ternak
Dosen Peternakan UGM, Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim. St., Ph.D., ASEAN Eng, menambahkan bahwa silase aman dikonsumsi untuk sapi betina yang sedang bunting maupun anak sapi yang baru lahir. Namun, ia mengakui pernah menerima laporan tentang anak sapi yang mati setelah diberi silase dan induk sapi yang tidak melahirkan anak yang sehat karena diberi makan silase.
Observasi dan Kesalahan Peternak
Setelah dilakukan observasi, ditemukan bahwa beberapa peternak terlalu kreatif dengan menambahkan garam atau rempah-rempah pada silase, yang mengakibatkan proses penurunan pH tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, sebagian bahan pakan mengalami pembusukan yang tidak terdeteksi karena tertutup oleh bau asam pakan ternak. “Karena diberikan pakan yang sudah busuk, ternak yang kondisi fisiknya tidak baik bisa mengalami keguguran atau mati,” jelasnya.
Cara Mendeteksi Silase yang Gagal
Ali Agus memberikan cara sederhana untuk mendeteksi silase yang proses pengawetannya gagal. Silase tersebut cukup dipegang dengan sarung tangan, lalu sarung tangan dicuci. Jika bau busuk sulit dihilangkan, berarti silase tersebut telah mengalami pembusukan. (Aji)