BANDUNG—Bank Bukopin menyiapkan empat produk unggulan Flexy Bill, Flexy Gas, Flexy Health, dan Invoice Financing untuk memacu pertumbuhan kinerja Perseroan.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo meyakini produk-produk unggulan tersebut akan menjadi solusi yang sangat dibutuhkan pasar mengingat produknya dirancang sesuai kebutuhan nasabah dan tidak dimiliki oleh pelaku jasa keuangan lain.
“Produk-produk seperti Flexy Bill akan menjadi andalan bisnis bagi Bank Bukopin, mengingat layanan ini sampai saat ini hanya tersedia di Bank Bukopin,” ujarnya saat berbicara pada public expose kuartal III/2019 dan media gathering Bank Bukopin di Bandung, Jumat (15/11/19).
Flexy Bill merupakan produk financing Bank Bukopin dengan skema fasilitas talangan yang diberikan Bank Bukopin kepada para pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pembayaran tagihan listrik kepada PLN.
Sedangkan Flexy Gas adalah fasilitas dana talangan yang diberikan Bank Bukopin kepada para pelanggan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk pembayaran tagihan gas kepada PGN. Produk ini baru diluncurkan Bank Bukopin, melengkapi Flexy Bill yang telah diluncurkan sejak awal tahun.
Produk unggulan lainnya adalah Flexy Health merupakan skema fasilitas talangan yang diberikan Bank Bukopin kepada para peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk pembayaran tagihan biaya pengobatan kesehatan kepada BPJS Kesehatan.
Sedangkan produk unggulan lain yang baru dikembangkan Bank Bukopin adalah Invoice Financing. Melalui produk ini, Bank Bukopin menyalurkan pembiayaan kepada para pelaku usaha jasa konstruksi.
Melalui empat produk unggulan tersebut, Bank Bukopin optimistis akan dapat terus meningkatkan pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. “Tentu saja, kami juga akan terus mengembangkan produk dan layanan lainnya sesuai kebutuhan nasabah,” tambah Eko.
Laba Bersih Rp151 Miliar
Dalam kesempatan itu Eko mengungkapkan, hingga Kuartal III/2019, Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp151 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 9,80% dibandingkan dengan pencapaian laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp137 miliar.
Lanjut Eko, Perseroan tetap fokus untuk memacu pertumbuhan berkelanjutan, bisnis Ritel, dan kualitas portofolio. Peningkatan kinerja Perseroan ditopang oleh peningkatan kinerja Bisnis Ritel yang mencakup sektor Konsumer dan sektor UMKM.
Pembiayaan kredit konsumer yang disalurkan Bank Bukopin menyasar nasabah individu, PNS Aktif, dan Pensiunan. Produk kredit konsumer meliputi produk Pra-Pensiun dan kredit Pensiun, Kredit Pemilikan Mobil, Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Multiguna, dan Kartu Kredit Bukopin. Layanan pembiayaan konsumer meliputi Priority Banking, e-Banking, dan Tabungan Digital Wokee.
Selain kredit konsumer, Perseroan juga mengembangkan bisnis Ritel berisiko rendah di sektor UMKM dengan nilai pembiayaan di bawah Rp15 miliar.
“Pembiayaan kredit UMKM meliputi Showroom Financing, Invoice Financing, Flexy Bill, Flexy Health, Flexy gas, dan Flexy Retail,” kata dia.
Sementara strategi pada bisnis Komersial, Bank Bukopin menjaga pada komposisi kredit dengan tingkat risiko yang rendah dengan menyasar pada sektor bisnis Komersial mencakup bidang energi, kesehatan, property, agribisnis, dan telekomunikasi.
Eko optimistis dengan pengembangan bisnis Ritel dan Komersial yang semakin solid, Perseroan akan dapat memacu pertumbuhan kinerja dan memperbaiki kualitas kredit.
Sampai dengan September 2019, Bank Bukopin menyalurkan kredit sebesar Rp66,56 triliun, sebagian besar disalurkan ke sektor ritel, yaitu UMKM (29,8%) dan konsumer (16,8%), sementara komersial sebesar 19,9%.
Pada periode yang sama, Dana Pihak Ketiga yang ditempatkan di Bank Bukopin tumbuh 3,35% menjadi Rp76,42 triliun. Sementara Per September 2019 rasio LDR Perseroan tercatat 86%.
Dengan posisi CAR yang sudah meningkat menjadi 13,51%, Bank Bukopin akan memiliki ruang yang semakin lebar untuk melakukan ekspansi.
Dari sisi kualitas kredit, rasio NPL (net) Perseroan per September 2019 tercatat membaik menjadi 3,81% dibandingkan dengan posisi Desember 2018 yang mencapai 4,75%.
Pada periode yang sama, Fee Based Income Bank Bukopin juga meningkat menjadi Rp1,212 triliun, tumbuh 112,26% dibandingkan periode September 2018 sebesar Rp572 miliar.
Pertumbuhan sangat besar pada pendapatan Fee Based didukung dari produk-produk Flexy Bill, Flexy Gas, Flexy Health, dan Invoice Financing.