hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pabrik Terbakar, Wardah Nyaris Saja…

TIDAK mudah merintis kosmetik halal. Menurut pendiri Wardah, Nurhayati Subakat, cara membuat kosmetika belum ada ilmunya secara khusus di perguruan tinggi. Lulusan terbaik Farmasi ITB 1975 dan Apoteker ITB 1976 memanfaatkan ilmu farmasi dan pengalamannya bekerja di perusahaan kosmetik.

Bekal akademis itu toh tidak memudahkannya dapat pekerjaan. Belakangan ia diterima di sebuah perusahaan kosmetika multinasional. “Saya berkesempatan mempelajari bidang quality control dan research and development,” katanya. Ia wanita pertama yang menerima gelar doktor kehormatan dari ITB. Nurhayati bilang, industri kosmetika sebetulnya masih dalam ruang lingkup industri farmasi; masih jarang disentuh para apoteker.        

Pada 1985 ia mendirikan PT Pusaka Tradisi Ibu. Produk pertamanya untuk perawatan rambut di salon dengan harga terjangkau berlabel Putri. Lima tahun berjalan, tempat usahanya kebakaran. Sulit menagih piutang, kondisi keuangan tergerus utang usaha. Nyaris bangkrut, tapi perempuan kelahiran Padang Panjang 1950 itu memutuskan bangkit.

            Via dana bank, 1995 ia buat kosmetika halal berlabel Wardah hingga terdampak krismon 1998. “Jumlah pengguna kosmetik masih rendah dan antusiasme produk halal masih minim,” ujar ibu beranak tiga dengan tujuh cucu itu. Nama perusahaan menjadi PT Paragon Technology & Innovation sejak 2011. Kemunculan fenomena pemakai hijab (hijabers) ikut mendongkrak penghasilan. Dua produk baru untuk anak muda dimunculkan lewat Make Over dan Emina.

            Data Euromonitor 2016 mencatat, label itu di peringkat enam sebagai global fastest growing brand. Inovasi mereka misalnya maskara halal yang tembus air tapi tahan lama. Pengembangan inovasinya kini disokong 78 orang peneliti. Dengan total 11 ribu karyawan, 135 juta produknya per tahun mengalir untuk menguasai 30 persen pasar kosmetik nasional.●

pasang iklan di sini