Peluang News, Cikarang — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan pabrik baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI), produsen truk dan bus Mercedes-Benz, di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (10/6). Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 15 hektar dengan nilai investasi sebesar Rp500 miliar.
“Pembangunan pabrik ini menunjukkan komitmen kuat Daimler terhadap industri otomotif Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai basis penting produksi kendaraan niaga di Asia,” kata Menperin dalam sambutannya.
Pabrik DCVMI memiliki kapasitas produksi hingga 5.000 unit per tahun, dan akan memproduksi sejumlah model andalan seperti Mercedes-Benz Axor Trucks dan sasis bus OH 1626 L dan OH 1626 S. Pemerintah menyambut baik komitmen DCVMI untuk memperluas pasar ekspor serta menciptakan lapangan kerja lokal.
Lebih dari itu, pabrik ini juga diarahkan untuk memproduksi kendaraan niaga ramah lingkungan. Menperin menekankan pentingnya adopsi teknologi emisi rendah sebagai bagian dari strategi Indonesia menuju industri otomotif berkelanjutan.
“Kami mendorong industri untuk mengembangkan kendaraan niaga berbasis teknologi Euro 4 ke atas, dan ke depan, produksi kendaraan listrik dan hybrid juga harus menjadi bagian dari transformasi ini,” ujarnya.
DCVMI sendiri telah mengadopsi teknologi SCR (Selective Catalytic Reduction) dan penggunaan DEF (Diesel Exhaust Fluid) untuk memenuhi standar emisi. Ke depan, pemerintah berharap pengembangan model dengan teknologi Euro 5 dan Euro 6 juga dipercepat.
“Indonesia tidak hanya ingin menjadi pasar, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasok global kendaraan ramah lingkungan,” tegas Agus.
Presiden Direktur DCVMI, Sankaranarayanan Ramamurthi, menyatakan pabrik ini menjadi simbol fase pertumbuhan baru. “Kami berkomitmen mendukung agenda keberlanjutan pemerintah, membangun ekosistem industri yang lebih kuat, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Selain itu, Kementerian Perindustrian juga mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yang saat ini baru mencapai rata-rata 28,08 persen. Peningkatan TKDN dinilai penting untuk memperkuat daya saing nasional dan mengurangi defisit perdagangan kendaraan niaga yang hingga kuartal I 2025 tercatat sebesar USD608,7 juta.
Dengan peresmian pabrik baru ini, Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pusat produksi otomotif ramah lingkungan di kawasan, sejalan dengan target Net Zero Emission sektor industri pada 2050.