HINGGA Maret 2018, pemerintah siap menggelontorkan 75 ribu ton cadangan milik Perum Bulog. Operasi pasar ini digelar untuk mengatasi kelangkaan beras jenis medium. Sejak Oktober kemarin, operasi ini berfokus di pasar DKI Jakarta. Pendistribusian 75.000 ton beras medium diprediksi memadai.
Operasi ini untuk mengisi kebutuhan beras medium. Sebenarnya (stok) tersedia, tetapi baru sekarang didrop ke tengah masyarakat. “Berapa pun kebutuhan pasar akan kami gelontorkan,” kata Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Kelangkaan terjadi di pasar Jakarta terutama pasca berlakunya penetapan harga eceran tertinggi (HET) beras. Bukan karena stok beras tak memadai. Menurut Enggartiasto, pasokan beras medium sebenarnya tersedia dan tersimpan di gudang para pedagang. Dengan operasi pasar ini, diharapkan para pedagang terdorong melepas beras medium simpanannya.
Pihak yang jadi penyalur perasi di DKI Jakarta ini adalah PT Food Station Tjipinang Jaya. BUMD pangan milik Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) DKI. Untuk pengawasan, PT Food Station juga berkoordinasi dengan instansi terkait. Misalnya, Kemendag, Kementan, Dinas UMKM dan Perdagangan DKI Jakarta; juga Dinas Kelautan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta, Biro Perekonomian DKI serta Satgas Pangan.
Direktur Utama PT Food Station, Arief Prasetyo Adi, mengatakan operasi pasar ini akan berhenti saat masa panen raya dimulai. “Kalau sudah panen, sudah tidak perlu operasi lagi. Sudah waktunya Bulog yang ambil. Jadi ada turn over jangan disimpan terlalu lama,” kata Arief. Operasi ini mematok Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dinilai Rp8.100/kg. Operasi pasar itu menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) dari Perum Bulog.