KEDIRI—Sejak 2008 seorang warga Dusun Kradenan, Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri bernama Miftakhul Ulum menjalankan industri rumahan mengelola kunyit kuning atau kunir.
Tanaman rempah ini mempunyai berapa kegunaan mulai dari rempah-rempah untuk obat Tradisional atau Herbal, selain bumbu masak di dapur. Kegunaan lain kunir juga bisa dibuat untuk bahan dasar pembuatan pakan ternak organik.
setiap harinya melakukan pengolahan kunir yang dibedakan menjadi 2 macam varian. Varian kering untuk kebutuhan campuran pakan ternak serta Varian bagus untuk keperluan eksport.
Bahan kunir yang diekspor yakni berupa kunir dengan kualitas grade A yang selanjutnya dikirim ke negara India. Disana kunir akan di ekstrak untuk diambil sari minyak sebagai bahan jamu.
Untuk sekali kirim ke gudang pengepul, Miftkhul mengirim 7 Ton kunir dengan harga Rp13.000 hingga Rp14.000 per kilogram. Pengirim rata-rata 8 kali dalam sebulan. Namun kini akibat krisis ekonomi dunia, permintaan menurun hingga 75 persen.
“Kami menyiasati mengalihkan penjualan untuk bahan pakan ternak,” ujar dia, Selasa (9/2/21).
Miftakhul menjelaskan kunir grade A digunakan untuk ekspor dan di bawahnya dikirim ke gudang di daerah Kabupaten Blitar untuk pakan ternak atau selis kering dengan harga Rp10.000 hingga Rp11.000 per kilogramnya.
Namun permintaan untuk bahan yang dikirim sebagai bahan pakan ternak lebih bervariatif, tak hanya kunir namun juga ada. bahan rempah rempah lain seperti temu lawak serta jahe merah.
Campuran berdasarjab pesanan saat musim penghujan tiba seperti sekarang, fungsinya sebagai pelengkap. Meski terdampak adanya pandemi permintaan tetap stabil, karena pabrik pengolahan pakan tetap beroperasi dan terkadang hanya sedikit mengalami penurunan jumlah produksi.
Agar pasokan kunir serta rempah rempah lain tetap stabil, ia bekerja sama dengan sejumlah kelompok tani yang tersebar diberbagai kota di Jawa Timur seperti Probolinggo, Situbondo, Trenggalek, Ponorogo dan Kabupaten Kediri.
