hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

OJK Sarankan pelaku Asuransi Syariah Bidik Pasar Milenial

Ilustrasi-Foto: Media digital Intan.

JAKARTA—-Sudah saatnya pelaku bisnis asruansi syariah lebih serius membidik pangsa pasar milenial.  Caranya dengan inovasi dan transformasi baik produk maupun sarana prasarana.

Demikian diungkapkan Direktur Industri Keuangan nonBank OJK, Mochamad Muchlasin dalam seminar Potensi dan Inovasi Asuransi Syariah yang digelar Islamic Insurance Society (IIS) di Kuningan, Jakarta, Selasa (4/12).

“Peluang pertumbuhan ekonomi syariah melalui asuransi syariah masih sangat luas. Hingga saat ini pertumbuhan asuransi syariah masih berada di angka lima persen,” ungkap Muchlasin.

Tutur dia, pertumbuhan aset asuransi syariah cukup tinggi yakni sekitar 25 persen mulai 2012 hingga 2017.  Pada 2017, aset syariah tumbuh 21,96 persen secara year on year.

Hanya saja saat ini ada kendala, yaitu pertumbuhan bisnis mengalami perlambatan. Hingga September 2018, aset asuransi syariah tumbuh 3,2 persen secara year to date dan 6,1 persen secara year on year.

Salah satu sebabnya mulai berkurangnya investasi terhadap bisnis juga rendahnya literasi dan inklusi keuangan syariah. Berdasarkan survei 2016, inklusi asuransi secara keseluruhan baru 12,08 persen dan asuransi syariah hanya 1,92 persen.

“Untuk memperkuat asuransi syariah ini maka perlu menggaet potensi besar yang saat ini sedang dibidik banyak pihak, yakni milenial,” cetus dia.

Padahal  proyeksi BPS pada 2020, komposisi penduduk Indonesia akan didominasi generasi milenial sebanyak 64,49 persen. Mereka berusia 20-40 tahun sementara generasi X dengan rentang usia 40-55 tahun berjumlah 27,9 persen.

“Sekarang memang milenial lebih tertarik pada investasi daripada proteksi dan intermediaries, sehingga ini tantangan kita untuk membuat produk proteksi yang menarik,” ujar dia.

Penting bagi pelaku bisnis asuransi syariah untuk mengetahui karakteristik milenial sehingga bisa menyesuaikan produk dengan mereka. Selain itu, penting untuk sosialisasi dan edukasi bahwa asuransi syariah tidak sama dengan asuransi konvensional.

Asuransi syariah berdasar pada akad tolong menolong dan berbagi potensi risiko. Sementara asuransi konvensional fokus pada memindahkan risiko.

Ditambahkannya,  OJK telah berupaya bersama stakeholder untuk meningkatkan pangsa pasar. Mulai dari peningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia hingga memperlebar peluang investasi pada sektor syariah.

“Kita perlu duduk kembali membahas bagaimana cara edukasi dan sosialisasi yang efektif bagi milenial, juga melakukan transformasi digital,” kata dia.

Milenial sangat erat kaitannya dengan digitalisasi. Mereka butuh platform yang serba cepat dan mudah. “Akan lebih baik jika mengembangkan aplikasi yang mempermudah akses pada produk, mulai dari proses pendaftaran, pembayaran premi, hingga klaim,” pungkasnya (van).

pasang iklan di sini