Peluang News, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan dan PT Permodalan Nasional Madani berkolaborasi menggelar kegiatan edukasi keuangan syariah yang dibungkus dalam program ‘Sahabat Ibu Cakap Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah’ (SICANTIKS).
Kegiatan ini memang menyasar kaum Perempuan dan pelaku UMKM.
Program edukasi keuangan syariah tersebut diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan dan diikuti oleh 100 anggota Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sumatera Selatan dan 400 Pendamping UMKM PT Permodalan Nasional Madani (PNM) secara luring, serta 4.917 Pendamping UMKM PT PNM secara daring dari wilayah regional Sumatera.
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani Arief Mulyadi mengatakan PNM berkomitmen penuh untuk terus mendorong budaya literasi melalui program Sudut Literasi dan TIBA di PNM (Titik Baca di PNM).
“Meningkatkan budaya baca buku saat ini sangat penting di tengah maraknya arus digital dan media sosial yang sudah menjadi budaya di seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin buku kembali dekat dengan masyarakat,” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Minggu (18/5).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa ibu-ibu tim penggerak PKK dan pendamping UMKM dari PNM ini memiliki peran strategis sebagai ujung tombak dalam membimbing masyarakat guna memiliki pemahaman yang lebih luas terkait produk dan layanan keuangan syariah.
“Perempuan adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya. Karena itu OJK menempatkan perempuan sebagai salah satu dari 10 segmen prioritas edukasi keuangan untuk pengelolaan keuangan guna meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ujar Friderica.
Friderica juga mengingatkan peserta untuk waspada terhadap kejahatan digital yang makin marak, seperti pinjaman online ilegal (pinjol), investasi bodong, dan penipuan berbasis scam maupun deepfake AI.
Friderica mengatakan bahwa OJK juga akan terus mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk lembaga keuangan, pemda, organisasi perempuan, dan legislatif untuk bersinergi dalam memperluas jangkauan literasi dan pelindungan konsumen.
“Saya ingin titip tiga hal. Pertama, edukasi keuangan untuk perempuan. Kedua, Ibu harus memahami literasi dan inklusi keuangan syariah yang menciptakan generasi masa depan melek keuangan. Ketiga, sinergi dan kolaborasi, OJK tidak bisa kerja sendiri jadi ini harus disinergikan dan dikolaborasikan,” katanya.
Menurut Arief, dengan memanfaatkan momen Hari Buku Nasional, PNM terus berupaya memperluas akses literasi hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
OJK sendiri terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dengan memberikan edukasi keuangan kepada kalangan perempuan dan pelaku UMKM di Sumatera Selatan, sekaligus mendidik mereka menjadi agen literasi keuangan di masyarakat.
Sudut Literasi merupakan ruang baca fisik yang telah dihadirkan di berbagai daerah, salah satunya di wilayah pesisir Banyuwangi, untuk menjangkau anak-anak yang minim akses bacaan. Sementara itu, TIBA di PNM adalah perpustakaan digital yang dapat diakses gratis oleh siapa saja melalui barcode.
Koleksi bacaan yang tersedia meliputi cerita anak, buku motivasi, literatur UMKM, hingga edukasi keuangan. Inovasi ini memungkinkan siapa pun yang datang ke kantor PNM dapat langsung mengakses bahan bacaan secara digital dari ponsel mereka.
Dengan lebih dari 15 juta nasabah aktif Mekaar di seluruh Indonesia, PNM berharap program literasi ini akan menumbuhkan efek berantai terhadap minat baca, khususnya di tingkat akar rumput.