OJK Pastikan Stabilitas Jasa Keuangan Masih Terjaga

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan November 2023 secara virtual di Jakarta/Dok. Tangkapan Layar-Hawa

Peluang news, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih terjaga pada November 2023.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, stabilitas ini didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai hingga saat ini.

“Sektor jasa keuangan mampu menghadapi berlanjutnya penurunan pertumbuhan ekonomi dunia dan tingkat ketidakpastian global yang tinggi,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) November 2023 secara virtual di Jakarta, Senin (4/12/2023).

Meskipun demikian, ia tetap mendorong lembaga jasa keuangan untuk terus memonitor adanya potensi risiko, termasuk dengan melakukan stress test ketahanan terhadap gejolak pasar, serta melakukan strategi mitigasi risiko guna menjaga ketahanan permodalan dan likuiditas.

Hal ini dilakukan agar sektor jasa keuangan dapat terus terjaga dengan stabil dan berkontribusi optimal bagi perekonomian di tanah air.

Apalagi, kata Mahendra, indikator ekonomi terkini di tingkat global juga menyebabkan ketidakpastian terhadap pergerakan ekonomi di tengah membaiknya tingkat inflasi menuju level pra pandemi.

“Sentimen di pasar keuangan cenderung positif yang di dukung peningkatan ekspektasi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga global, setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat, serta berlanjutnya penurunan tingkat inflasi,” ujarnya.

Selain itu, optimisme juga turut dipengaruhi dengan adanya peluncuran insentif fiskal, moneter, dan sektor keuangan di China untuk menahan penurunan kinerja perekonomian, termasuk dalam mengatasi berbagai permasalahan di sektor properti.

Sementara untuk tensi geopolitik global tengah melanjutkan peningkatan dengan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah dan beberapa perkembangan pemilihan umum politik di negara-negara maju lainnya.

“Namun dampak terhadap harga minyak dan energi terlihat masih terbatas, terutama mengingat masih berlanjutnya tren kelemahan permintaan. Selain itu, tekanan kenaikan harga komoditas pangan diharapkan dapat mereda seiring dengan pelemahan el-nino yang terjadi saat ini,” jelas Mahendra.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, investor non residen saat ini mulai masuk ke dalam pasar keuangan negara-negara pasar berkembang, termasuk ke Indonesia.

Sedangkan dari sisi domestiknya, Mahendra menuturkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 tercatat sebesar 4,94 persen yoy, menurun jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berkisar 5,17 persen.

Hal ini didukung dengan semakin tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan invetasi bangunan. Sedangkan untuk tingkat inflasi terjaga rendah di level 2,56 persen yoy, dan di sisi ekspor masih terkontraksi sekitar 4,26 persen yoy.

“Namun, secara umum indikator utama perekonomian nasional masih cukup positif, di antaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus, konsumsi semen domestik yang meningkat, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang ekspansif,” tuturnya.

Exit mobile version