hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

OJK Tegaskan Keuangan Indonesia Tangguh, Investor Kian Percaya

OJK Tegaskan Keuangan Indonesia Tangguh, Investor Kian Percaya
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar; Keuangan Indonesia Tangguh, Investor Kian Percaya/dok.Peluangnews-tangkapan layar

OJK Tegaskan Keuangan RI Tangguh! Tarif AS Turun, Investor Kian Percaya

PeluangNews, Jakarta — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap kuat dan resilien meskipun dibayangi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Menurut Mahendra, ketahanan sektor keuangan nasional ditopang oleh permodalan yang solid, likuiditas yang memadai, serta manajemen risiko yang terjaga. Kombinasi faktor ini dinilai mampu menjaga peran sektor keuangan dalam menghadapi berbagai ketidakpastian ekonomi.

“Indikator dari sisi penawaran masih bervariasi, namun surplus neraca perdagangan tetap berlanjut dan cadangan devisa juga berada di level yang tinggi. Meski begitu, PMI (Purchasing Managers’ Index) manufaktur memang masih berada di zona kontraksi,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK periode Juli 2025, di Jakarta, Senin (4/8/2025).

Salah satu katalis positif yang memperkuat prospek sektor keuangan Indonesia adalah keberhasilan diplomasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Mahendra menyoroti keputusan Negeri Paman Sam menetapkan tarif impor sebesar 19 persen untuk produk asal Indonesia sebagai peluang strategis.

“Kesepakatan Indonesia-AS untuk menurunkan tarif ke level 19 persen—salah satu yang terendah di kawasan—diharapkan mampu memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global,” katanya.

Sebagai perbandingan, Vietnam dan Filipina dikenakan tarif 20 persen oleh AS, sementara Malaysia, Thailand, dan Kamboja mendapat tarif setara 19 persen. Dengan demikian, posisi Indonesia dianggap lebih kompetitif dalam perdagangan kawasan.

Selain itu, Mahendra juga menyambut baik keputusan lembaga pemeringkat global, Standard & Poor’s (S&P), yang kembali mengafirmasi peringkat kredit Indonesia di level BBB (jangka panjang) dan A-2 (jangka pendek), dengan outlook stabil.

“Ini mencerminkan kepercayaan global terhadap kekuatan fiskal, ketahanan ekonomi, dan soliditas sektor keuangan Indonesia,” ujarnya.

Ke depan, Mahendra berharap momentum positif seperti meredanya ketegangan dagang global dan kesepakatan tarif dengan AS dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kinerja sektor jasa keuangan, terutama dalam memperkuat penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor prioritas nasional.

“OJK mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya saing industri dan merealisasikan peluang pembiayaan bagi program-program prioritas nasional. Tentunya, dengan tetap menjunjung manajemen risiko dan tata kelola yang baik,” tutup Mahendra. (RO)

pasang iklan di sini