
Peluang News, Jakarta — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat komitmennya dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di sektor jasa keuangan melalui perayaan Hari Kartini bertema “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas”. Kegiatan ini digelar secara hybrid dan diikuti lebih dari 200 peserta luring serta sekitar 3.000 peserta daring dari internal OJK, pemangku kepentingan, hingga anggota Komisi XI DPR RI.
Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena menegaskan pentingnya integritas dan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi yang transparan dan berkelanjutan. “Negara dengan kesetaraan gender yang tinggi cenderung memiliki tingkat korupsi rendah. Ini menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam tata kelola adalah hal yang krusial,” ujar Sophia, dalam keterangan persnya, yang dikutip Rabu (23/4).
Sophia juga menyoroti tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan, mulai dari rendahnya akses pendidikan hingga tingginya risiko jeratan pinjaman online ilegal, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan tenaga pendidik. Ia menekankan bahwa pembentukan integritas harus dimulai dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan edukatif.
Dalam acara tersebut, hadir pula Duta Besar RI untuk Portugal, Susi Marleny Bachsin, yang menyebut perempuan sebagai motor penggerak perubahan ekonomi nasional. “Peningkatan peran perempuan di sektor keuangan bukan hanya soal partisipasi, tetapi tentang mempercepat transformasi menuju sistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Susi.
Hal senada disampaikan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan. Ia menekankan bahwa perempuan merupakan agen perubahan sejak awal, namun seringkali tidak disadarkan akan potensi luar biasa yang dimiliki. “Perempuan harus diberi ruang untuk tumbuh dan diberdayakan agar dapat mencetak generasi unggul, terutama di tengah tantangan era digital saat ini,” ujarnya.
Dalam rangka memperkuat budaya integritas di sektor jasa keuangan, OJK juga mengedepankan peran perempuan dalam menjaga nilai anti-fraud dan transparansi. Komitmen ini ditunjukkan melalui pelaksanaan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), pengendalian gratifikasi, serta kerja sama dengan KPK dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat.
Selain itu, OJK mengimbau seluruh jajaran dan masyarakat untuk aktif melaporkan indikasi pelanggaran etik melalui kanal Whistleblowing System (WBS) yang telah disediakan.
Melalui peringatan Hari Kartini ini, OJK berharap semangat perempuan Indonesia terus menyala, menjunjung integritas, dan berperan aktif dalam pembangunan ekonomi yang adil dan inklusif. Sebagaimana semangat Kartini, “Habis gelap terbitlah terang” menjadi pengingat bahwa transformasi menuju Indonesia Emas 2045 dimulai dari langkah berani dan penuh nilai. (RO)