AMPENAN—Sorgum (Sorghum bicolor (L.)Moench) mulai banyak dibudidayakan di Indonesia sejak 1970. Kementerian Pertanian pada 2019 sekitar 15 ribu hektar tersebar di Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sayangnya, pamor sorgum harus kalah dari makanan pokok lain seperti beras, jagung, dan singkong. Padahal menurut Nur Rahmi Yanti, seorang warga Ampenan, Lombok, sorgum merupakan tanaman yang menghasilkan zero waste product.
Biji sorghum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit. Batang sorgum, lanjutnya, dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen. Sedangkan daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik.
Sejak 2017, Rahmi tertarik pada tanaman ini yang di matanya adalah tanaman pangan lokal NTB. Dia juga prihatin terhadap keterpurukan petani sorgum yang ada di Lombok menjadikan sorghum hanya sebagai pakan ternak.
Pada November tahun itu dengan menggunakan modal pribadi dia bermitra dengan petani membudidayakan sorghum dengan konsep korporasi.
“Para petani saya berikan gratis benih, biaya saprodi dan biaya tenaga kerja dan di mana hasil panen yang diperoleh dijual kembali ke perusahaan saya,” ujar Rahmi kepada Peluang melalui WhatsApp, Rabu malam (3/3/21).
Pada 2018 perusahaan ini membudidayakan tanaman sorgum pada areal 50 hektar, serta memberdayakan petani binaan sekira 200 orang.
Di bawah bendera Yant Sorghum, Rahmi memproduksi sorghum menjadi popcorn, keripik, biskuit, kue tart, bagian salad dengan buah selain tepung. Produk-produk ini ini dipasarkan hingga luar NTB. Dalam sebulan Yant Sorghum mampu memproduksi 1.000 hingga 2.000 pieces dengan harga Rp15 ribu hingga Rp30 ribu.
Kini Yant Sorghum adalah salah satu peserta Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 untuk kategori eksostisme Lombok yang digelar Bank Indonesia (BI). Menurut Rahmi, event itu membuat produknya lebih dikenal. Pihaknya sudah mendapat order seribu kilogram dari Bali.
“Ke depan, Insha Allah kami akan buka gerai khusus sorgum di Mataram dan ke depannya pemerintah dan BI mendukung UMKM agar terus eksis dalam pengembangan usaha,” tutupnya (Van)







