PERUSAHAAN raksasa minyak milik negara yang sarat korupsi, Nigeria National Petroleum Corporation (NNPC), jatuh bangkrut. Utangnya kini ratusan miliar Naira, Menteri Muda Keuangan, Remi Babalola, mengatakan pada sebuah pertemuan, komisaris keuangan negara di Abujan, “NNPC bangkrut karena kewajiban lancarnya melebihi aktiva lancar sebesar 754 miliar Naira (US$5 miliar) per 31 Desember 2008.”
Babalola juga menyebut, perusahaan menulis surat kepadanya bahwa “Pihak NNPC sedang menghadapi kesulitan keuangan dibuktikan dengan, antara lain, ketidakmampuan membayar minyak mentah domestik ketika jatuh tempo dan keterlambatan menyelesaikan tagihan untuk impor bahan bakar.”
“Kesulitan keuangan berasal dari ketidakseimbangan antara biaya dengan arus kas masuk,” kata Babalola mengutip isi surat. Di bagian lain surat itu, “NNPC mengatakan pihaknya tak mampu membayar kembali 450 miliar Naira (US$3 miliar) utangnya kepada Federation Account,” mengacu pada rekening yang dibuat oleh semua lembaga pemerintah, termasuk pembayaran bea cukai dan pelabuhan.
Presiden Goodluck Jonathan, yang berjanji mengatasi korupsi, baru-baru ini memecat beberapa pejabat NNPC. Ia uga memerintahkan audit “menyeluruh” rekening yang dilakukan oleh sebuah perusahaan audit kelas dunia. Dia juga berjanji untuk mereformasi sektor minyak agar efisien dan menguntungkan.
Parlemen menyebut perlunya hukum yang mereformasi sektor minyak dan gas, sehingga bisa mengubah korupsi dan inefisiensi NNPC menjadi perusaaan komersial murni. Nigeria, meskipun eksportir minyak ke-8 dunia, harus mengimpor sebagian besar produk pengilangan minyak untuk memenuhi kebutuhan lokal. Empat kilang minyaknya, dengan kapasitas terpasang 445.000 bph, sangat berkinerja buruk gegara korupsi dan buruknya pemeliharaan.●