Jakarta (Peluang) : Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari Selasa (27/12/2022) di tengah jumlah transaksi yang minim di pasar keuangan.
“Diproyeksi untuk perdagangan Selasa ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah direntang Rp 15.620 per dolar AS-Rp 15.670 per dolar AS,” kata Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset harian.
Kondisi tersebut seiring dengan penurunan mata uang rupiah yang ditutup melemah sebesar 40 poin di posisi Rp15.632 terhadap dolar pada perdagangan Senin (26/12/2022).
Ibrahim Assuaibi mengatakan, jika pelemahan rupiah dihadapan dolar AS terjadi saat pasar valuta asing libur Natal 2022, dan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda menepis kemungkinan keluarnya jangka pendek. Yakni dari kebijakan moneter yang sangat longgar dan mendorong perusahaan untuk menaikkan upah.
Selain itu, lanjut Ibrahim, kebijakan china terkait Covid-19 juga turut berpengaruh. Terlebih salah satu pakar statistik China mengungkapkan keraguan laporan statistic kematian akibat Covid-19 tidak menggambarkan keadaan sebenarnya.
Di luar sentimen eksternal tersebut, Ibrahim menjelaskan, jika saat ini pasar dalam negeri sedang menunggu kebijakan pencabutan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di akhir tahun 2022.
Bank Indonesia (BI) meyakini, bahwa pencabutan PPKM akan berdampak positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. “Karena mobilitas masyarakat akan meningkat, sehingga mendorong perekonomian lebih baik khususnya kegiatan konsumsi dari pemerintah,” ujar Ibrahim.
Sementara itu, ungkap Ibrahim, kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, khususnya didorong ekspor batu bara, CPO, besi dan baja, serta ekspor jasa. Ini seiring permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat serta dampak positif kebijakan yang ditempuh pemerintah.
“Secara spasial, kinerja positif ekspor ditopang terutama didorong Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), yang tetap tumbuh kuat,” tandasnya.