Peluangnews, Jakarta – Nilai ekspor Indonesia pada Mei 2023 mengalami kenaikan menjadi US$21,72 miliar, naik 12,61% dari bulan sebelumnya (month to month/mtm) yang tercatat US$19,28 miliar. Itu ditopang oleh ekspor migas dan non migas yang juga mengalami kenaikan.
“Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekspor satu bulan pascalibur lebaran selalu menunjukkan pola meningkat. Jadi ini pola berulang dalam tiga tahun terakhir,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers, Kamis (15/6/2023).
BPS mencatat nilai ekspor migas mencapai US$1,32 miliar, atau naik 4,48% (mtm) dari April 2023 yang sebesar US$1,26 miliar. Sedangkan ekspor non migas mengalami kenaikan 13,18% (mtm) dari US$18,03 miliar menjadi US$20,40 miliar pada Mei 2023.
Edy menyampaikan, komoditas utama yang mendorong kenaikan ekspor non migas utamanya didorong oleh kinerja ekspor komoditas kendaraan dan bagiannya HS 87 yang naik 60,20% (mtm), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS 84 naik 53,77% (mtm), dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS 85 naik 19,11% (mtm).
Sedangkan peningkatan ekspor migas Mei 2023 ialah adanya peningkatan ekspor minyak mentah yang tercatat naik 91,89% (mtm) dan ekspor gas yang naik 9,40% (mtm).
Sementara nilai ekspor di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat naik 33,76% (mtm) menjadi US$0,39 miliar. Lalu nilai ekspor tambang dan lainnya tercatat mengalami pertumbuhan minus 7,17% (mtm) dan nilainya menjadi US$4,41 miliar. Kemudian nilai ekspor industri pengolahan tercatat tumbuh 20,17% (mtm) dan nilainya menjadi US$15,60 miliar.
“Jadi ekspor non migas Indonesia menyumbang 93,94% dari total ekspor yang terjadi pada Mei 2023,” terang Edy.
Adapun tiga negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan terbesar ialah Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai US$475,9 juta, Jepang US$368,4 juta, dan Filipina US$224,3 juta.
Sedangkan tiga negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan nilai terbesar, yakni Swiss turun sebesar US$204,2 juta, Bangladesh turun US$87,6 juta, dan ekspor ke Taiwan yang turun US$79,2 juta.
Lebih lanjut, Edy menyampaikan, pertumbuhan nilai ekspor Indonesia juga terjadi secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhannya tercatat sebesar 0,96% (yoy). Itu terjadi karena ekspor migas mengalami penurunan 12,10% (yoy), sedangkan ekspor non migas mencatatkan pertumbuhan 1,94% (yoy).
“Pertumbuhan ekspor Mei 2023 secara tahunan ini meningkat setelah turun selama dua bulan berturut-turut,” tutur Edy.
Adapun dalam lima bulan pertama tahun ini total nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$108,86 miliar, atau turun 6,01% bila dibandingkan dari periode Januari-Mei 2022 yang mencapai US$114,98 miliar. Hal serupa juga terjadi pada total nilai ekspor non migas yang turun sebesar 6,69% dari US$108,75 miliar menjadi US$101,48 miliar. (Aji)