Ngebut Menyasar Realtime Online

Transaksi cepat dan mudah, kapan dan di mana saja tanpa harus datang ke kantor pelayanan, kini terus dijajaki oleh Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri. Tuntutan pelayana cepat itu semakin urgent mengingat sudah lebih dari 24 ribu anggota makin melek transaksi online.

Hari ini pinjam, hari ini juga cair dan hari ini juga bisa lihat prosesnya di Makmur Mandiri Mobile. Dengan penuh percaya diri Tumbur Naibaho ungkapkan proyeksi yang tengah digarap Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri (KMM) terkait program digitalisasi. Program itu dikebut guna menjawab tuntutan pasar dimana sudah lebih dari 24 ribu anggota bertransaksi dengan KMM secara digital. Saat ini jumlah anggota sudah lebih darai 100 ribu orang tersebar di 188 kantor cabang di 25 provinsi.

Intinya, pelayanan terhadap anggota makin dimanjakan melalui program realtime online layaknya perbankan. “Kami ingin layani anggota layaknya mereka berhubungan dengan bank yang berikan kemudahan bertransaksi. Itu sebabnya tahun ini kami ngebut untuk wujudkan pelayanan realtime online,” ujar Ketua KMM ini kepada Peluang. Dukungan teknologi digital melalui implementasi Makmur Mandiri Mobile dan SDM kompeten merupakan dua faktor utama yang menopang keyakinan tersebut.

Di tahun ke 15 ini, Tumbur konsisten mematok target pencapaian prestis KMM di 2030 mendatang yang menarget sebagai salah satu Koperasi Tebaik di Indonesia. Langkah ke arah itu, tidak hanya keberhasilan dalam pengembangan cabang ataupun peningkatan aset, tetapi juga dukungan regulasi yang memihak. Menurut dia, dari sisi pencapaian kinerja usaha koperasi ini boleh dibilang berhasil karena mampu mencetak aset hingga Rp1,2 triliun dengan 188 kantor cabang tersebar di 25 provinsi di tanah air.

“Regulasi dari pemerintah kami anggap penting, karena menjadi penentu dari keberlanjutan usaha kami. Ambil contoh dari sisi Penilaian Kesehatan (Penkes) tentu sangat mendesak karena partisipasi anggota semakin tinggi manakala mereka tahu bahwa koperasinya mendapat penilaian yang positif dari pemerintah,” ujarnya.

Sejak dua tahun terakhir Kementerian Koperasi dan UKM memang belum lagi mengeluarkan Penkes, sehingga laju sejumlah usaha KSP, termasuk KMM agak tersendat. Sebagai contoh, lanjut dia, untuk membuka kantor cabang, diperlukan Penkes, sertifikat ini terakhir di terima pada 2021 dan hingga kini belum terbit penkes baru.

Ganjalan Penkes

Jika melihat roadmap KMM 2030, maka tahun 2024 ini seyogianya sudah menambah 7 kantor cabang lagi, namun lantaran belum terbitnya Penkes, target tersebut hingga kini belum bisa dilaksanakan. “Tidak masalah, apakah penilaian Penkes untuk kami, kurang sehat atau tidak sehat, tetapi hendaknya dapat segera diterbitkan agar KMM bisa menata program dengan baik,” tukas Tumbur lagi.

Kendati Penkes masih mengganjal, KMM tampaknya tak ingin mandeg memacu target usaha. Di tahun 2024 ini misalnya, ditargetkan menambah jumlah anggota hingga 120 ribu orang dan SHU Rp30 miliar. Untuk mempercepat pencapaian target, KMM memaksimalkan sosialisasi layanan digital, Makmur Mandiri Mobile, terutama untuk menjangkau para anggota yang domisilinya jauh dari kantor pelayanan. Dengan Makmur Mandiri Mobile, transaksi anggota tak perlu lagi bertatap muka, cukup dengan smartphone di tangan saja.

Implementasi aplikasi Makmur Mandiri Mobile juga membuat anggota lebih nyaman berkoperasi. Ini karena aplikasi tersebut dilengkapi dengan beragam fitur sesuai kebutuhan anggota seperti mengecek jumlah simpanan dan transfer antar rekening anggota di KMM.(Irm)

Exit mobile version