Jakarta (Peluang) : Stok beras di Bulog saat ini tersedia 594 ribu ton, dan sampai akhir tahun dibutuh peningkatan cadangan 1,2 juta ton.
Badan Pangan Nasional atau National Agency Food (NFA) mendukung keputusan pemerintah terkait pemenuhan cadangan beras 600 ribu ton beras produksi dalam negeri untuk diserap Bulog.
Saat ini Indonesia membutuhkan tambahan stok cadangan beras untuk intervensi pasar dan mengantispasi kondisi tidak terduga seperti bencana. Stok beras di Bulog saat ini tersedia 594 ribu ton.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, berdasarkan angka tersebut, setidaknya sampai akhir tahun dibutuh peningkatan stok cadangan beras Bulog sampai 1,2 juta ton.
“Penambahan stok tersebut agar dapat menjamin stabilitas harga dan mengamankan kebutuhan masyarakat apabila terjadi kondisi kedaruratan,” ujar Arief dalam rilisnya, Kamis (24/11/2022).
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kementan, Bulog, ID Food dan NFA, Rabu (23/11/2022) Komisi IV DPR RI meminta Kementan harus menyediakan stok 600 ribu ton beras untuk pemenuhan kebutuhan dalam waktu enam hari. Selanjutnya akan diserap oleh Bulog melalui mekanisme komersil.
NFA mendukung keputusan RDP dan langkah Kementan menyediakan 600 ribu ton beras untuk cadangan Bulog.
“Kami dukung keputusan tersebut karena bertujuan untuk menjamin dan mengamankan kebutuhan beras masyarakat. Tentunya kita semua punya niat baik menjaga petani-petani kita. Terbukti dalam 4 tahun terakhir ini memang tidak melakukan impor beras,” kata Arief.
Arief menjelaskan, penyerapan yang dilakukan Bulog akan dilakukan dengan sangat hati-hati. Apabila Bulog menyerap dengan harga tinggi kemungkinan akan menggerek harga beras di hilir.
“Apabila harga di hilir tinggi, inflasi akan tinggi juga. Kalau inflasi tinggi, tidak sesuai dengan perintah Presiden. Maka proses penyerapan ini akan dilakukan dengan sangat hati-hati agar tetap menjaga keseimbangan harga,” kata Arief.
Disampaikan Arief, bahwa pengadaan stok beras Bulog akan mengutamakan pemenuhan dari dalam negeri. Namun demikian, untuk mengamankan ketersediaan apabila sudah sangat mendesak dan tidak ada pilihan lain. Maka akan dipertimbangkan opsi pengadaan dari luar negeri.
“Bagaimanapun, negara menjamin ketersediaan pangan bagi warganya. Kita semua tegak lurus pada arahan Presiden untuk memastikan kebutuhan pangan seluruh masyarakat terpenuhi. Ketersediaan wajib, kalau urusan perut tidak boleh main-main,” tegas Arief.
Arief menegaskan tidak boleh mengambil risiko untuk komoditas yang namanya beras. “Kita pasti dapat melewati bersama kondisi saat ini bila niat kita semua bersama sama, hand in hand, dalam menjaga ketahanan pangan,” ungkapnya.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan, upaya penyerapan untuk memenuhi cadangan beras Bulog sampai dengan 1,2 juta ton di akhir tahun 2022 ini merupakan arahan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian tanggal 8 November 2022.
Berdasarkan arahan tersebut, Bulog siap melakukan penyerapan stok dari dalam negeri. Hal tersebut menurut Budi, untuk menjaga ketahanan dan ketersediaan beras nasional.
“Upaya ini untuk keamanan stok dan keamanan warga kita. Apalagi Presiden berkali-kali mengatakan harus waspada terhadap potensi kerawanan pangan dan energi,” pungkas Budi.