hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

NFA Dorong Bulog Serap 948 Ribu Ton Beras

Jakarta (Peluang) : Cadangan beras merupakan instrumen penting untuk menjaga stabilitas harga.

Badan Pangan Nasional atau atau National Food Agency (NFA) menyiapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan serapan gabah di Perum Bulog.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya tersebut dalam rangka penguatan cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai instrumen untuk menjaga kesediaan dan stabilitas harga beras.

Upaya peningkatan CBP di Bulog juga telah dibahas dalam rapat koordinator terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian.

“Intinya disepakati pengadaan gabah atau beras untuk CBP sebesar 1,2 juta ton sampai dengan Desember 2022,” ujar Arief dalam rilisnya, Sabtu (8/10/2022).

Ia mengatakan, upaya terdekat yang akan dilakukan NFA adalah menggenjot penyerapan Bulog di wilayah yang menjadi sentra produksi beras nasional, salah satunya di provinsi Sulawesi Selatan.

 “Provinsi Sulawesi Selatan berpotensi menjadi sumber beras yang dapat diserap Bulog. Hal tersebut tentunya setelah menghitung angka produksi dan harga fleksibilitas serapan di lokasi tersebut,” kata Arief.

Berdasarkan data Luas Panen Gabah/Beras Periode September-Oktober 2022, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi produksi sekitar 800 ribu ton beras pada periode panen September-Oktober 2022. Sedangkan, potensi produksi beras di seluruh Indonesia pada periode panen yang sama tercatat sekitar 1,4 juta ton.

Dengan begitu, untuk mengamankan stok beras 1,2 juta ton sampai akhir Desember 2022, diperlukan penyerapan minimal 948 ribu ton beras.

Jumlah tersebut menurutnya, berdasarkan perhitungan ketersediaan CBP Bulog saat ini dibandingkan dengan rencana realisasi program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Sementara jumlah CBP yang dikelola Bulog sampai akhir September lalu sekitar 793 ribu ton. Jumlah itu mencukupi untuk rencana pengeluaran operasi pasar, golongan anggaran, dan antisipasi bencana sampai dengan akhir Desember 2022 sebesar 541 ribu ton.

“Sehingga kita butuh serapan sebanyak 948 ribu ton. Momentum panen September-Oktober ini merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan stok Bulog,” kata Arief.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Neraca Pangan Nasional, sampai dengan Desember 2022 Indonesia surplus beras sekitar 7,5 juta ton. Namun demikian, jumlah tersebut posisinya tersebar di berbagai titik. 

Sebaran stok beras nasional sampai dengan minggu ke 4 September 2022, 49 persen berada di rumah tangga, 21 persen di penggilingan padi, 12 persen di pedagang, 12 persen di Bulog, 5 persen di pelaku usaha horeka, dan 1 persen di Pasar Induk Beras Cipinang.

Produksi padi Indonesia tercatat cukup stabil dalam tiga tahun terakhir, meskipun angkanya turun tipis pada 2021 seperti terlihat pada grafik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi nasional pada 2021 berjumlah 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah ini turun 233,9 ribu ton atau 0,43 persen dibanding tahun sebelumnya.

Jika dikonversi menjadi beras, volume produksinya mencapai 31,36 juta ton pada 2021, turun 140,73 ribu ton atau 0,45 persen dari tahun sebelumnya.

Arief menegaskan, meskipun stok beras sudah aman, tetapi Indonesia harus tetap waspada karena saat ini beberapa negara menghadapi kesulitan pangan.

Maka itu, stok beras di Bulog sebagai cadangan beras pemerintah  akan terus  tingkatkan. “Memiliki cadangan beras yang optimal sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga dan mengurangi potensi kerawanan pangan,” tandasnya. (S1).

pasang iklan di sini