hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Nasi liwet  Instan  Pandanwangi Cianjur  Sudah Ekspor ke Eropa

Mario Devys-Foto: dokumentasi Pribadi.

CIANJUR—-Berangkat dari keprihatinan punahnya beras  Pandanwangi yang asli  Cianjur  karena banyak dipalsukan, seorang anak muda bernama Mario Devys tergerak hatinya mencari cara bagaimana petani mau kembali menanam padi  Pandanwangi   dengan  harga yang layak.

“Adanya beras palsu ini dengan harga murah membuat beras Pandanwangi hasil kerja keras petani kalah bersaing, “ujar  Mario kepada Peluang, Jumat (25/1/2019).

Pria kelahiran Padangpanjang  15  Agustus  1980  kemudian membeli beras Pandanwangi dengan harga di  atas harga pasar. Hingga muncul inisiatif  agar bisa menyerap lebih banyak beras pandanwangi dengan harga layak dengan cara mengolahnya menjadi sesuatu, mengolah beras pandanwangi menjadi nasi liwet instan  dalam kemasan, seperti halnya bubur ayam instan.

Mario  merintis usahanya sejakjanuari 2014  dengan modal awal sekitar  lima juta rupiah dengan  pemasaran awal lewat saluran   media sosial, jejaring pertemanan hingga ikut  pameran.Usaha alumni  Akademi Teknologi Kulit  ini berkembang dan  mendapatkan sabutan pasar  yang baik. Diversifikasi produk terus dilakukan dengan tambahan produk-produk  bumbu instan.

Produk  pria  yang tergabung dalam Masyarakat Pelestari Padi Padanwangi Cianjur (MP3C). juga memiliki kemasan yang informatif, yaitu dengan menggunakan gunung dan informasi pariwisata Cianjur. Ia memilih untuk menggunakan kemasannya untuk menyebarkan informasi dengan harapan dapat membuat kabupaten Cianjur lebih dikenal secara nasional

“Saat ini produksi per bulan untuk nasi liwet instan sekitar 3.000 pack/bulan, dengan harga jual eceran 23 ribu/pack. Ada sekitar 5 orang karyawan di bagian produksi dan marketing. Pemasaran sampai saat ini sampai ke Eropa dan Timur Tengah. Omzet tertinggi pernahenapai  Rp300 juta   per bulan”  papar  Peraih Grand Award Nasional Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 Dari Kementerian Pertanian.

Terang   peraih Penghargaan Wirausaha Ekspor Jawa Barat dari Bank Indonesia, 2017 ini takaran per pack 250 gram, bisa dikonsumsi 3 hingga 4 orang.   Produknya bisa tahan selama delapan bulan.  Kalau dihitung, maka harganya menjadi ekonomis.

“Saat ini sudah ekspor tapi tidak terlalu banyak karena kerja sama dengan pihak ketiga.  Ke depan rencananya Nunini Agro Food juga akan mengembangkan produk-produk bumbu instan tentunya bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak,”  pungkas Mario (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini