Naik Kelas Masuk Top 100 Koperasi Besar Indonesia

Roadmap pengembangan usaha jangka panjang telah disusun dalam “Fastabiq Emas 2045” dengan target mendirikan 70 kantor cabang di 10 provinsi di Indonesia.

Jalur dakwah ekonomi yang ditempuh Muhammad Ridwan dengan mendirikan BMT Fastabiq Khoiro Ummah pada 1998 lalu kini membuahkan hasil positif. Banyak masyarakat yang bergabung menjadi anggota BMT ini terbebas dari praktik rentenir dan usahanya semakin berkembang.

Kini BMT Fastabiq yang berpusat di Pati itu menjelma menjadi salah satu BMT terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Kinerjanya juga terus bertumbuh dengan capaian aset sebesar Rp435 miliar dan anggota sejumlah 49.188 orang pada 2024. Kementerian Koperasi RI pun menyatakan predikat “Sehat” bagi BMT ini.

Atas pertumbuhan kinerja positif dan manfaat yang ditebar BMT Fastabiq didaulat masuk dalam jajaran Top 100 Koperasi Besar Indonesia. Penghargaan itu diberikan dalam peluncuran buku 100 Koperasi Besar Indonesia 2025 sekaligus awarding kepada koperasi berprestasi yang dilaksanakan di The Trans Resort Bali, 19 Juni 2025.

Seperti diketahui, sejak awal didirikan BMT Fastabiq dirancang sebagai gerakan dakwah ekonomi—ikhtiar nyata menolong sesama melalui sistem keuangan berbasis syariah. Misi ini dirumuskan dalam satu kalimat: “Lembaga Dakwah Berbasis Syariah yang Memberikan Solusi untuk Masyarakat.”

“BMT Fastabiq berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan menyediakan layanan keuangan yang inklusif sebagai bentuk nyata dari dakwah ekonomi,” ujar Ketua BMT Fastabiq, Muhammad Ridwan beberapa waktu lalu.

Penghargaan yang diterima menjadi tambahan motivasi untuk semakin membesarkan usaha BMT Fastabiq. Ridwan menambahkan, tengah mempersiapkan visi jangka panjang bertajuk “Fastabiq Emas 2045”, dengan target membuka 70 kantor cabang di 10 provinsi pada saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan.

Dengan visi yang kuat, tata kelola yang solid, dan komitmen sosial yang terus menyala, BMT Fastabiq membuktikan bahwa koperasi bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang membangun peradaban yang berkeadilan dan menyejahterakan.(Kur)

 

Exit mobile version