
PeluangNews, Jakarta-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di sektor kosmetik dan obat tradisional agar mampu naik kelas dan bersaing di pasar nasional maupun global.
“Keberhasilan IKM bukan hanya soal bertumbuh, tetapi juga soal menjadi brand yang dikenal dan dipercaya konsumen. Tujuan itu bisa dicapai dengan naik kelas,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Ia menjelaskan, sektor kosmetik dan obat tradisional memiliki posisi strategis dalam peta industri nasional karena jumlah pelaku usahanya yang besar dan nilai pasarnya yang menjanjikan. “Berdasarkan data 2024, terdapat 1.292 industri kosmetik di Indonesia dan 89 persen di antaranya adalah IKM. Sementara dari 1.043 industri obat tradisional, 86 persen juga berasal dari sektor IKM,” jelas Reni.
Reni menambahkan, pada 2024 ekspor produk kosmetik mencapai USD 410,7 juta, sementara ekspor obat tradisional tercatat USD 6,9 juta. “Negara tujuan ekspor utama kosmetik Indonesia adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sedangkan untuk obat tradisional, pasar utama kita ada di Taiwan, Malaysia, dan Filipina,” ungkapnya.
Meski potensial, tantangan IKM tetap besar, seperti keterbatasan produksi dan teknologi, pemahaman soal legalitas BPOM, akses pembiayaan, serta strategi branding. “Kami fasilitasi sertifikasi, workshop formulasi, promosi, hingga reimburse mesin lewat program restrukturisasi,” katanya.
Reni juga mengapresiasi penyelenggaraan Webinar Cosmetic & Herbal Product Series bertema “Strategi Scale-Up: Dari IKM ke Brand Nasional” pada 29 Juli 2025. “Acara ini bukan sekadar berbagi pengalaman, tetapi bentuk nyata kolaborasi membangun ekosistem usaha yang kuat,” tambahnya.
Dalam webinar, Nurhayati Subakat, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation, membagikan perjalanan 40 tahun membangun brand kosmetik halal. “Bukan mengejar tumbuh dulu baru bermanfaat, tapi karena ingin bermanfaat, maka kita akan tumbuh,” tuturnya.
Sementara itu, Maria R. Hidayat dari Sido Muncul menekankan pentingnya menjaga warisan, beradaptasi dengan teknologi, dan mengedepankan nilai sosial. “Kekuatan brand datang dari kualitas dan nilai-nilai yang kita pegang,” pungkas Maria.