KOPERASI Karyawan Bukopin Jakarta (KKBJ) punya nahkoda baru, Teguh Budiman untuk masa kepengurusan 2018-2021. Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke 38 Tahun 2018 dan Rapat Anggota Khusus Kopkar Bukopin Jakarta Tahun Buku 2017, yang digelar di Gedung Bukopin akhir Mei lalu memilih Teguh sebagai Ketua Pengurus. Rapat juga memilih Agus Subiyanto sebagai Ketua Badan Pengawas. RAT ini juga dihadiri oleh Direktur Utama Bank Bukopin sekaligus Ketua Pembina KKB Eko Rachmansyah Gindo dan Ketua Masyarakat Perkoperasian Indonesia Deddy SA Kodir.
Teguh Budiman bukan wajah baru dalam kepengurusan koperasi. Dia menjadi bendahara dalam kepengurusan periode 2014-2017 di bawah kepemimpinan Yanuedi Melayanto. Sementara Agus Subiyanto merupakan anggota badan pengawas dalam periode yang sama.
Dalam RAT Tahun Buku 2017 ini, Ketua Pengurus periode 2014-2017 Yanuedi memaparkan kinerja Kopkar Bukopin Jakarta (KKBJ) yang meningkat cukup signifikan dibandingkan 2016. Jumlah anggota bertambah dari 2.203 menjadi 2.321. Sementara anggota luar biasa bertambah dari 137 menjadi 163.
Jumlah aset meningkat dari Rp177,614 miliar pada 2016 menjadi Rp200,186 miliar pada 2017. Kenaikan yang cukup tajam sebesar 12,71% disebabkan kewajiban lancar, sumber dana jangka pendek dari fasilitas SKBDN sebesar Rp39 miliar. “Jumlah modal juga naik menjadi Rp3,39 miliar atau 9,46% didorong kenaikan simpanan anggota,” ujar Yanuedi.
Dia mengatakan kinerja bisnis yang dikelola KKBJ di antaranya di bidang toko ritel yang menyediakan kebutuhan sehari-hari karyawan Bank Bukopin yang bertajuk Toko Bkop Mart. KKBJ mengelola 9 gerai yang tersebar di beberapa area bank dengan
“Beberapa di antaranya mempunyai omzet per hari melampaui omzet minimarket branded. Bkop Mart Bukopin kantor Pusat misalnya mempunyai omzet Rp20 juta hingga Rp34 juta atau sekitar Rp8,12 miliar per tahun,” ungkapnya.
Selain toko ritel, unit bisnis lain yang dijalankan KKBJ berupa bisnis payment point (usaha pembayaran secara daring (online) dengan memanfaatkan fasilitas perbankan, seperti pembayaran tagihan PLN, Telkom, PDAM, cicilan motor dan lain sebagainya. KKBJ juga menjalankan bisnis, sewa inventaris, sewa kendaraan roda dua, unit bisnis biro perjalanan dan unit bisnis kantin.
Ke depan, KKBJ merencanakan memberdayakan anggota dengan pinjaman usaha yang produktif, seperti modal kerja pembukaan toko ritel modern Bkop Mart, Tax planning agar kesejaterahan anggota semakin baik, peluang bisnis melalaui kerja sama baik dengan Bukopin maupun pihak lain hingga Skim pinjaman kepada anggota yang lebih fleksibel. Proyeksi aset ditarget naik Rp220,2 miliar dan SHU setelah pajak Rp3,5 miliar dalam rencana anggaran 2018. Ini memang tantangan menarik bagi kepengurusan di bawah nahkoda baru, Teguh Budiman. (Van)