BANDUNG—Pecinta wisata sejarah di Kota Bandung menyambut baik kehadiran museum sejarah Kota Bandung yang baru diresmikan oleh Wakil Wali Kota Oded M Danial, berapa waktu lalu. Mereka berharap museum kota Bandung bisa menjadi salah satu acuan untuk mengetahui lebih banyak tentang Kota Bandung
“Mungkin bisa melihat benda-benda yang katanya didapat dari luar negri yang seharusnya jadi milik negara indonesia khusus nya kota bandung. Semoga nanti koleksi barang-barangnya, literatur dan perpustakaannya saling mendukung. Selain itu saya juga berharap bisa menemukan literatur tentang awal berdirinya kota Bandung,” ujar Isma Lesmananingsih, seorang penggiat komunitas heritage di Kota Bandung, ketika dihubungi Peluang, Rabu (7/11/2018).
Hal senada juga diungkapkan Dewi Diana Saraswati, warga Bandung lainnya menyambut baik kehadiran museum ini, walau pun ia baru berkunjung waktu persiapan museum ini.
“Saya secara pribadi, sangat senang dengan keberadaan museum sejarah Bandung ini. Karena memuat sejarah Bandung dari masa yang sangat awal,” ungkap dia.
Dikatakannya, bagi pecinta sejarah sjearah Bandung, informasi bisa didapat dari banyak buku. Tetapi bagi masyarakat umum, yang belum mengenal sejarah kotanya, museum ini mempermudah informasi.
“Kalau saya berharap di museum ini nantinya juga memuat asal-usul nama tempat dan jalan yang ada di Bandung. Dari nama awalnya sampai sekarang. Seperti jalan Braga yang dahulunya bernama Pedatiweg, Jalan Dago yang sekarang bernama Jalan Ir H Djuanda, Cihampelas, Cibadak, dan sebagainya,” tuturnya.
Irfan Teguh dari Komunitas Aleut juga menyambut baik adanya museum itu walau belum rampung seratus persen dan baru dua ruangan yang bisa diakses. Sementara beberapa ruangan belum bisa diakses.
Pria kelahiran 1982 ini berharap nanti Museum Sejarah Kota Bandung bisa menarik perhatian anak muda.
“Beberapa kali saya mengunjungi museum di Kota Bandung seperti Museum Sri Baduga, Museum KAA, Museum Gedung Sate, dan sebagainya saya lihat sih anak-anak muda cukup banyak yang berkunjung,” kata karyawan swasta di Kota Bandung ini.
Sepengamatannya, anak-anak muda di Kota Bandung kerap melakukan selfie di Museum KAA dan Museum Gedung Sate.
“Menurut saya museum yang paling baik Museum Gedung Sate. Pengemasannya menarik, koleksinya disuguhkan secara digital dan penuh warna. Paparan sejarahnya pun cukup lengkap. Selain itu, lingkungannya pun nyaman untuk nongkrong dan lama-lama ngobrol,” pungkasnya.
Alangkah baiknya nantinya Musuem Sejarah Kota Bandung bukan saja jadi pusta informasi, tetapi juga sosialisasi (Irvan Sjafari).