octa vaganza
Ragam  

Musa Laode Abu Hanafi, Hafidz Cilik Kelas Dunia

UNGKAPAN bahagia bermunculan di media sosial, Facebook dan Instagram, meski media massa mainstream tak tertarik memberitakannya. Namanya merebak  jadi buah bibir khalayak Muslim. Baik di dalam negeri maupun di Malaysia dan Singapura. Ia juara pertama program Hafidz Indonesia 2014 di RCTI. Usianya baru 5,5 tahun, tapi hafal 29 juz dari total 30 juz Al-Qur’anul Karim. Bocah itu bernama Musa bin Laode Abu Hanifah.

Musa lalu dikirim untuk mengikuti perlombaan hafalan Al-Qur’an tingkat internasional di Jeddah, Saudi Arabia. Ia jadi yang termuda di ajang tersebut. Hasilnya, menempati peringkat ke-12 dari 25 peserta yang ikut bertanding. Musa mendapatkan nilai Mumtaz  90,83 poin dari 100 nilai sempurna. Bulan Agustus 2014, Museum Rekor Indonesia/MURI memberinya piagam penghargaan Hafidz Al-Quran 30 juz termuda di Tanah Air.

Selanjutnya, ia diikutkan dalam Musabaqah Hifzil Qur’an tingkat internasional di Sharm El-Sheikh, Mesir, 10-14 April 2016. Di ajang itu, Musa juga jadi peserta termuda. Si kecil mungil Musa mengalahkan 80 peserta dari 60 negara. Usianya masih 7 tahun, bahkan untuk bicara pun masih cadel. Seusai musabaqah, melalui Menteri Wakaf Muhammad Mukhtar Jum’ah, Presiden Republik Arab Mesir mengundang Musa dan orang tuanya, La Ode Abu Hanafi, untuk datang kembali ke negeri bertahta piramid itu, Ramadhan 2016.

Kini, Musa yang lahir Juli 2008 itu sudah hafal ‘Umdatul Ahkam, Arbain Nawawi, Arbain Hadits Ustadz Abdul Hakim Amir Abdat, dan Durusul Lughoh; berlanjut ke Bulughul Maram. Semua program menghafal dilakukannya secara mandiri, di rumahnya. Kunci paling penting yaitu Murajaah-nya (alias mengulang-ulang hapalan). Musa pun kokoh jadi salah satu suar merdeka.●

 

Exit mobile version