hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Monarch Airlines Merugi dan Pergi

SEBELUM Thomas Cook bangkrut, maskapai penerbangan jarak pendek Monarch Airlines juga menyatakan gulung tikar karena mengalami kerugian tahunan. Jumlahnya fantastis, lebih dari £100 juta (US$133 juta). Monarch menyatakan kebangkrutannya 2/10 tiga tahun silam. Pemerintah pun bergegas melakukan penyelamatan terhadap puluhan ribu penumpang yang telantar di luar negeri.

Maskapai penerbangan asal negeri Boris Johnson tersebut menyatakan kebangkrutannya pada Senin (2/10/17), setelah gagal mendapatkan suntikan modal segar atau menjual bisnisnya. Sebab, mana mungkin ada ada peminat yang berani berspekulasi dan nekat menjadi pemilik baru Monarch dalam situasi seperti itu.

“Kemarin menjadi hari yang menyakitkan karena 2.000 orang yang kehilangan pekerjaan mereka dan kami semua benar-benar telah menghancurkan para pelanggan dan semuanya,” ujar Swaffield. Regulator Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) segera meluncurkan skema pemulangan darurat untuk 110.000 penumpang Monarch ke Inggris. Biayanya diprkirakan £60 juta.

Di sisi lain, Monarch sangat terpukul dengan warisan permintaan yang lemah di pasar utamanya, yakni Turki, Tunisia, dan Mesir yang masing- masing negaranya sempat dilanda serangan teroris dalam beberapa tahun terakhir. Persaingan ketat dan kelebihan pasokan untuk tujuan populer ke Portugal dan Spanyol, menyebabkan maskapai menderita kerugian karena menurunkan harga tiket 25%.

Monarch dihadapkan pada prospek mengerikan dari kerugian besar pada tahun financial berikutnya. “Angka kerugiannya lebih dari £100 juta Kami belum dapat menemukan cara untuk mengurangi kerugian secara signifikan, dan jalan keluarnya dalam tempo singkat. Kami sampai pada kesimpulan bahwa kami tidak lagi memiliki prospek,” ujar CEO Monarch, Swaffield.●

pasang iklan di sini