octa vaganza

Model BMI Syariah Untuk Pemerataan Ekonomi

Koperasi dapat menjadi andalan untuk mengatasi kesenjangan yang semakin melebar di Tanah Air. Kopsyah BMI sudah membuktikannya melalui beragam aktivitas yang dilakukan.

KETIMPANGAN ekonomi masih menjadi problematika di Indonesia. Beragam terobosan telah dilakukan untuk mengikis hal tersebut, namun faktanya jurang perbedaan kelas ekonomi  masih menganga. Strategi membesarkan konglomerasi untuk membantu usaha kecil atau dikenal dengan trickle down effect nyatanya jauh panggang dari api.

Pembiaran terhadap pertumbuhan usaha koperasi menjadi salah satu faktornya. Padahal, koperasi ditahbiskan sebagai sokoguru perekonomian. Bahkan, koperasi diyakini merupakan solusi untuk mewujudkan pemerataan ekonomi sebagai pengamalan sila kelima Pancasila. “Keadilan ekonomi hanya dapat diwujudkan melalui Koperasi dengan semangat gotong royong dan kekeluargaan untuk memberdayakan, bukan sistem kapitalis yang ortodoks,” ujar Kamaruddin Batubara, atau biasa disapa Bara, Presiden Direktur Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI).

Bara bukan sedang mengumbar pepesan kosong. Tetapi ia mematerialisasikan ide keadilan sosial tersebut melalui Kopsyah BMI yang dipimpinnya. Resultan pergumulannya bersama koperasi dalam memberdayakan ekonomi anggota dan masyarakat selama belasan tahun terkristalisasi dalam Model BMI Syariah.

Untuk diketahui Model BMI Syariah memiliki lima pilar pemberdayaan yang meliputi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spritual. Kelima pilar itu diwujudkan dalam lima instrumen pemberdayaan yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, tabungan/simpanan dan investasi.

“Dengan Model BMI Syariah yang dipraktikan selama ini, alhamdulilah Kami sudah berkontribusi dalam melakukan pemerataan ekonomi khususnya di wilayah kerja di Provinsi Banten,’ ujar Bara.

Implementasi Model BMI Syariah tersebut antara lain tercermin dalam dukungan terhadap program Kabupaten Tangerang “Gerebek Mauk”. Program ini merupakan bakti sosial untuk membantu penanganan korban bencana angin puting beliung yang melanda Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu. Program ini diinisiasi oleh Pemkab Tangerang.

Sekadar informasi, bencana tersebut telah meerusak 216 rumah warga dan menyebabkan beberapa warga terluka. Salah satu desa yang paling parah terkena dampak bencana ialah Desa Tanjung Anom, Kampung Buaran Jambu.

Acara “Gerebek Mauk” ini dipimpin oleh Bupati Tangerang Ahmad Zaki Iskandar pada Sabtu (21/12). Kopsyah BMI menerjunkan relawan untuk mendukung program tersebut. Gerakan ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan dan rekonstruksi bangunan rumah warga dan fasilitas umum yang rusak akibat bencana tersebut.

Selain menerjunkan relawan, Kopsyah BMI melalui Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) mendistribusikan berbagai peralatan dan material bahan bangunan untuk  merekonstruksikan rumah dan fasilitas warga terdampak bencana.

“Kami sebisa mungkin membantu upaya pemulihan dan penanganan pasca bencana angin puting beliung ini. Relawan dari Kopsyah BMI sudah bergabung dalam acara bakti sosial tersebut. Kami juga menginventarisir kebutuhan di lapangan,” ujar Bara. 

Sejumlah bahan material telah dibeli dari Kopmen BMI senilai Rp158 juta yang dananya bersumber dari sumbangan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Tangerang.

HIBAH RUMAH SIAP HUNI

Kopsyah BMI dikenal sebagai yang terdepan dalam tanggungjawab sosial koperasi. Bahkan, merupakan koperasi satu-satunya di Indonesia yang konsisten memberikan rumah siap huni kepada anggota dan masyarakat yang membutuhkan. Sampai desember 2019, sudah 240 unit rumah siap huni yang dihibahkan kepada mereka yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Program hibah rumah tersebut, kata Bara, merupakan bagian dari upaya pemerataan ekonomi anggota dan masyarakat. “Rumah hibah siap huni diyakini akan meningkatkan kesejahteraan para penghuninya dan memeratakan ekonomi,” ujar Bara.

Sumber pendanaan program rumah siap huni tersebut sebagian berasal dari dana kebajikan. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari tanggung jawab sosial Koperasi terhadap anggotanya.

Untuk keperluan materialnya disediakan oleh Kopmen BMI. Sedangkan pengerjaannya dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional yang telah teruji. Sehingga bangunannya kokoh dan tahan lama.

Selain hibah rumah siap huni, aktivitas sosial yang dilakukan Kopsyah BMI beragam antara lain penyelenggaraan paket C kepada anak anggota, sumbangan kitab suci Al-Qur’an dan sajadah ke masjid, musholla, pesantren dan dhuafa, santunan anak yatim dan lain sebagainya.

Kopsyah BMI juga terus menggalakkan program zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) di kalangan karyawan, anggota, dan masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari komitmen untuk membangun kemandirian sebagaimana prinsip dasar perkoperasian. “Kami akan terus mengoptimalkan penghimpunan dana Ziswaf untuk membeli aset-aset produktif yang akan digunakan untuk membangun kemandirian ekonomi umat,” ujar Bara.

KERJA SAMA DENGAN FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Selain memberdayakan ekonomi anggota, Kopsyah BMI juga peduli pada perkembangan di lembaga pendidikan. Seperti yang belum lama ini dilakukan dengan menandatangani perjanjian kerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN  Syarif Hidayatullah. Penandatangan kerja sama dilakukan oleh Kamaruddin Batubara dan Prof. Dr. Amilin, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kerja sama Kopsyah BMI dan FEB UIN Syarif Hidayatullah mencakup beberapa bentuk kegiatan, yaitu kegiatan bersama dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; aktivitas akademik (seminar, diskusi, dialog, dan sejenisnya); bantuan tenaga pengajar;  bantuan tenaga ahli/professional; kegiatan magang mahasiswa; dan publikasi.

Kerjasama yang dilakukan ini akan berlaku selama empat tahun. “Kerja sama antara Kopsyah BMI dan FEB UIN didasari pada niat tulus untuk berkontribusi pada kemajuan kedua belah pihak demi peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ungkap Bara.

KUALITAS SDM

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci untuk mendukung pertumbuhan usaha berkelanjutan pada setiap entitas bisnis, termasuk koperasi. Dalam hal ini, Kopsyah BMI memiliki kepedulian untuk terus meningkatkan mutu SDM. Salah satunya ditunjukkan dengan adanya struktur direktur yang khusus menangani SDM.

Kopsyah BMI juga secara rutin menggelar pelatihan kepada para karyawan untuk meningkatkan keterampilan manajerial maupun teknis. Hal ini untuk memastikan anggota dapat terlayani dengan baik.

Selain mengadakan pelatihan kata Bara, Kopsyah BMI juga peduli pada aspek kesehatan. Seperti yang belum lama ini dilakukan dengan menggelar medical check up. Kegiatan ini diikuti oleh 84 orang yang terdiri dari Pengawas, Pengurus, General Manajer, Satuan Pengawas Internal (SPI), Manajer Area, Manajer Pusat, Manajer Cabang dan staf lainnya. Ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan kesehatan SDM Kopsyah BMI prima.

Bara menambahkan, dengan filosofi nilai-nilai syariah yang dijabarkan dalam Model BMI Syariah tersebut, ia yakin Koperasi dapat diandalkan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi. “Koperasi harus menjadi solusi menjawab problematika pemerataan ekonomi,” pungkasnya.  (Kur) 

Exit mobile version