JAKARTA—Kemunculan bank-bank sampah di sejumlah kota di Indonesia, baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, organisasi dan komunitas, maupun masyarakat umum merupakan terobosan untuk mengatasi masalah sampah.
Sayangnya pengelolaan limbah secara mandiri belum banyak tersentuh teknologi digital. Pengelolaannya masih menggunakan cara-cara konvensional.
Tergerak untuk memperkuat model manajemen limbah mandiri dari masyarakat, Multi Inti Sarana (MIS) Group melalui anak perusahaannya PT Multi Inti Digital Bisnis (MDB) meluncurkan aplikasi e-Recycle.
Menurut Chief Executive Officer Multi Inti Digital Bisnis (MDB) Subhan Novianda mengatakan, e-Recycle mengajak bank Sampah memanfaatkan teknologi digital.
“Pengguna aplikasi
e-Recycle akan memperoleh kemudahan dalam mengumpulkan limbah sesuai dengan
materialnya dan langsung diambil oleh pihak e-Recycle,” papar Subhan di Jakarta, Kamis (28/11/19).
Lanjut dia, pengguna juga mendapatkan manfaatkan ekonomis di mana setiap jenis
limbah yang dapat didaur ulang akan dihargai dengan harga lebih baik dari harga
di pasaran sehingga dapat menjadi opsi pendapatan bagi masyarakat.
“Aplikasi ini membantu memberikan informasi jenis-jenis limbah mana
bermanfaat untuk didaur ulang sehingga masyarakat dapat ikut berpartisipasi
dalam menjaga kelestarian lingkungan,” papar Subhan.
Ke depan, e-Recycle difokuskan untuk mengelola limbah anorganik atau limbah
padat seperti plastik, kertas, logam, dan lain-lain. Untuk awal operasionalnya e-Recycle akan mencoba
mengelola limbah plastik terlebih dahulu hingga secara bertahap mengembangkan
ke jenis material lainnya.
Aplikasi e-Recycle diluncurkan pada 28 November 2019 di Jakarta. Pengumpulan
limbah pada awal di tahun 2019 akan difokuskan pada area Jakarta Timur dan
diolah di pabrik pengolahan limbah di daerah Pondok Ungu Bekasi.
Target secara bertahap pada 2020, e-Recycle akan melakukan
ekspansi untuk mengumpulkan limbah di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Pengolahan limbah yang dilakukan e-Recycle adalah mengubah limbah menjadi
produk yang bisa digunakan kembali oleh industri maupun masyarakat.
Limbah plastik direkayasa menjadi produk Raw Material yaitu
flakes (cacahan) dan Pellets (biji plastik) yang bisa dimanfaatkan industri
untuk membuat produk akhir mereka.
“E-Recycle akan ditujukan membuat produk barang jadi yang dapat digunakan
langsung oleh masyarakat,” pungkas Subhan.