octa vaganza
Ragam  

Minyak Akar Wangi dari Petani Organik Garut Ini Tercium Hingga Swiss

GARUT—–Peminat pertanian organik di Indonesia  relatif sedikit.  Padahal peluang menjanjikan asalkan jeli menjalankannya.  Seorang  insinyur elektro bernama Tantan Rustandi memutuskan untuk terjun ke agribisnis  dengan membuka  lahan di Kabupaten Garut, seluas 9 hektare berupa sawah  dan kebun sayur,  serta 12 hektare ditanam sereh  dan akar wangi  sekitar  empat  tahun  lalu.

“Dengan modal awal Rp200 juta di bawah bendera  Rasana Rasyidah (RR),  kami menghasilkan berbagai komoditas  organik, seperti  padi, sayuran, paprika, timun qiury, akar wangi dan sereh wangi. Kecuali minyak akar wangi untuk pasar luar negeri, produk lainnya untuk dalam negeri,” papar alumni Itenas Bandung ini kepada Peluang, Rabu (10/4/2019).        

 Selain  bergerak di bidang agribisnis, pria kelahiran Garut  5 November  1969 ini juga mendirikan Trieska untuk turunan untuk produksi  body shop, parfum, pasta gigi ,  body lotion, karbol wangi dan lain sebagainya.

“Saat ini kami sedang mengembangan produksi minyak akar wangi dengan target menjadi dua ton per tahun.  Saat ini baru  800 kg/ tahun,” ungkap mantan pegawai Freeport Indonesia ini.

Beberapa produknya memberikan hasil yang memukau.   Omzet akar wangi  mencapai  Rp2,9 miliar per tahun.  Minyak akar wangi  produksinya  dibeli oleh perusahaan  dari Swiss  sekitar 800 kilogram per tahun.  Sementara omzet dari produk sayuran organik mencapai Rp60 juta per bulan atau lebih Rp700 juta per tahun.

“Ke depan kami  mempunyai rencana  mengembangkan ayam organik, sekaligus  pakan organik,” harap Tantan (Irvan Sjafari).

Exit mobile version