KOPER sudah siap, paspor dan visa juga sudah aman, fisik pun kata dokter dalam keadaan sehat walafiat, ijin dari atasan langsung sekjen sudah di tangan, hanya tinggal berangkat saja bersama rombongan pengurus koperasi se Jabodetabek menuju Belanda, Eropa Barat. Jadwalnya adalah studi visit koperasi di benua biru itu dan courtesy visit ke Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja. Namun siapa duga, sepekan menjelang keberangkatan, Syafrizal terkena gangguan jantung yang memaksanya harus istirahat total.
“Jantung saya dipasangi ring, biasanya kan kalau pasang ring di jari ya ha..ha..ha,” ujar Ketua Koperasi Pegawai Kementerian Agama (Kopka) ini berseloroh. Memang ada nada kecewa dari gagalnya ia menuju Eropa. Namun sebagai insan beragama, Syafrizal mengaku, Allah justru menyayanginya.
“Kalau tidak terdeteksi dari awal, kan tidak hanya saya saja yang menderita di perjalanan, tapi teman-teman rombongan bisa ikut susah,” ujarnya seraya berharap dapat mengikuti kunjungan studi visit koperasi pada waktu berikutnya. Di sela kesibukan menjalankan tugas sebagai Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Syafrizal masih menyempatkan waktunya untuk mengelola Kopka. Sebagai orang minang yang dikenal ulet berdagang rupanya ikut mewarnai cara Syafrizal mengembangkan usaha koperasi.
Buktinya koperasi yang punya core business simpan pinjam, toko, kantin dan biro perjalanan ini mampu mendongkrak aset menjadi Rp42 miliar, naik 20% dibanding tahun 2017 sebesar Rp35 miliar. Menurut sarjana jebolan Magister Administrasi Publik MAP UGM Jogyakarta ini, usaha koperasi di lingkungan pemerintah terbilang rentan karena masih lemahnya pemihakkan di sektor kebijakan.
Dari segi perlakuan pajak misalnya, sambung Syafrizal lagi, pajak koperasi disamakan dengan usaha besar milik konglomerat, mestinya ada perlakuan khusus terhadap lembaga yang terbukti menyejahtrerakan anggotanya ini. Lantaran masih lemahnya pemihakkan itu, Syafrizal menyarankan ketua pengurus koperasi pegawai sebaiknya di pilih dari golongan pejabat eselon dua ke atas, sehingga dapat menentukan kebijakan untuk usaha koperasi.
“Jangan lupa dicatat, Kopka juga berhasil meraih penghargaan dari PKPRI DKI Jakarta sebagai satu dari 10 koperasi pegawai terbaik tahun buku 2017 dari kurang lebih 335 Koperasi Primer dilingkungan PKPRI (Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia,” sergahnya lagi. (Irm)