Fraud menjadi masalah klasik, bahkan silent killer bagi sebuah perusahaan. Pada kenyataannya tak ada perusahaan yang benar-benar bebas dari ancaman fraud. Laporan PricewaterhouseCoopers yang dirilis dalam Global Economic Crime Survey tahun 2007 mencatat angka fantastis untuk rata-rata total kerugian finansial satu perusahaan karena fraud yaitu US$3,2 juta. Fraud tampil dengan berbagai modus mengancam baik perusahaan besar berskala internasional maupun kecil. Berikut ini beberapa jenis fraud
▪ Kecurangan laporan finansial
Pernyataan finansial palsu mungkin jenis fraud yang jarang terjadi pada perusahaan kecil. Modusnya: menggelembungkan revenue, asset, dan menyembunyikan utang dalam laporan keuangan (window dressing) agar saham tetap diminati investor.
Enron adalah contoh kasus financial statement fraud yang menarik perhatian dunia pada tahun 2001 karena Enron merupakan perusahaan terbesar ke-7 di AS. Kasus ini melibatkan perusahaan akuntan publik ternama KAP Arthur Andersen dan diduga beberapa pejabat Gedung Putih. Enron adalah raksasa yang bergerak di bidang energi berbasis di Houston, AS, denan karyawan 21.000-an.
Enron menggelembungan keuntungan hingga US$600 juta selama tahun 1997-2000, padahal perusahaan merugi. Kasus ini membuat Enron meninggalkan total utang hampir US$31,2 miliar. Buntutnya, saham Enron anjlok dari US$90 per lembar menjadi US$26 sen. Enron mendaftarkan pernyataan bangkrut pada 2 Desember 2001. Karyawan mereka harus kehilangan dana pensiun yang jumlahnya tak kurang dari US$1 miliar. Kasus serupa yang terbaru menerpa British Telecom pada awal 2017
▪ Pencurian data dan kekayaan intelektual
Modus fraud jenis ini umumnya yaitu mencuri data dan kekayaan intelektual perusahaan lalu menjualnya ke kompetitor atau perusahaan lain. Salah satu contoh kasus jenis fraud ini yaitu pencurian informasi rahasia Microsoft Corp. yang dilakukan oleh mantan pegawainya. David E. Zilkha, pegawai Microsoft yang akan direkrut oleh Pequot Capital Management pada tahun 2010. Ia mencuri informasi laporan keuangan Microsoft, lalu menjualnya kepada Chief Executive Pequot, Arthur J. Sandberg senilai US$14,8 juta. Namun, praktik fraud ini terungkap oleh whistleblower yang notabene mantan istri Zilkha sendiri yang menemukan bukti perbuatan kriminal tersebut di dalam sebuah hard drive pribadinya
▪ Penggelapan
Mungkin kita kerap berasumsi perusahaan besar dengan SOP dan teknologi yang dimilikinya tak mungkin bisa terjadi penggelapan. Faktanya, jenis fraud klasik ini bisa menimpa perusahaan besar, seperti yang terjadi pada Madoff Investment Securitite LLC.
Pendirinya, Bernie Madoff menggelapkan pinjaman dari investor dengan modus ‘Skema Ponzi’. Ia meminjam sejumlah uang dari investor dan membayar mereka dengan modal yang didapat dari investor lain, dan seterusnya seperti itu. Pada akhirnya, semua investor tak mendapatkan bayaran penuh. Pada Maret 2009, ia dinyatakan bersalah menggelapkan lebih dari US$50 miliar melalui skema tersebut dan dijatuhi hukuman 150 tahun. Padahal, tiga tahun sebelumnya, seorang manajer keuangan, Harry Markopolos, sudah berulang kali memperingatkan SEC (Securities Exchange Comission) tentang temuan janggal dalam laporan keuangan Madoff, tapi tak ditanggapi.
Kasus lainnya yaitu Cargill, perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat. Tahun 2016 Manager accounting untuk Cargill di Port of Albany, Diane L. Backis, tertangkap menggelapkan lebih dari US$3,1 juta selama lebih dari sepuluh tahun. Ia mengalihkan pembayaran pelanggan ke rekening pribadinya (wire fraud) hingga menyebabkan Cargill merugi sedikitnya US$25 juta.●(Nay)







