hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

MILAD 15 TAHUN KOPERASI SEJAHTERA BERSAMA SAATNYA GENERASI MILENIAL MEMIMPIN

Ibarat pohon, semakin tinggi makin besar angin menerpa. Pepatah itu sangat pas dengan perjalanan 15 tahun Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama. Kinerjanya kian berkibar namun tantangan dihadapi juga tidak kecil.

MEMASUKI usia 15 tahun bagi Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama merupakan tahun persiapan untuk menciptakan generasi penerus di jajaran manajemen. Estafet kepemimpinan itu dinilai mendesak, terlebih dengan tuntutan pasar yang belakangan ini terus menggiring masyarakat melakukan shifting atau perpindahan pola konsumsi dari manual menuju digital. Perubahan pola belanja itu jadi kajian serius pengelola KSP SB, yang memang tak ingin tertinggal dengan pergeseran teknologi digital. Lantaran itu, koperasi yang berkantor pusat di Bogor Jawa Barat ini, sejak jauh hari sudah  menyosialisasikan perubahan teknologi itu kepada para anggota, antara lain menggelar rapat anggota secara elektronik pada 2016. RAT elektronik merupakan pertama di Indonesia yang dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (Muri).

Beradaptasi dengan teknologi digital yang kian masif adalah keharusan, kata pendiri dan pengawas KSP SB, Iwan Setiawan. Menurutnya, koperasi yang  memenangi persaingan masa depan adalah koperasi yang tidak henti berinovasi. Lantaran itu, Iwan menyiapkan seperangkat produk KSP SB yang sejalan dengan tuntutan teknologi tersebut.

“Tahun 2018 lalu kami luncurkan produk digital PIKO, sebuah aplikasi pinjaman berbasis android yang bisa diunduh melalui playstore. Aplikasi financial technology ini kami siapkan guna memudahkan anggota KSP SB yang memerlukan pinjaman bahkan dalam keadaan darurat,” ujar Iwan. PIKO atau singkatan dari Pinjaman Koperasi dirancang untuk kalangan muda milenial terutama kalangan mahasiswa. Karenanya KSP SB akan menyosialisasikan melalui Koperasi Mahasiwa di sejumlah kampus.

MENYASAR GENERASI MILENIAL 

Saat menggelar syukuran Milad ke 15, Direktur Utama KSP SB Vini Noviani mengatakan transformasi teknologi digital yang digalakkan KSB saat ini merupakan upaya serius untuk melanjutkan tradisi berkoperasi ke kalangan generasi milenial. “Wajah koperasi selama ini kan kesannya cuma orang-orang tua dan para pensiunan. Ini sangat naif. Karenanya KSB ingin menjadi koperasi pertama yang melibatkan generasi millineal dalam tubuh board of director ataupun di jajaran Chief Executive Officer,” ujarnya. Vini menambahkan, di dunia internasional kini dikenal istilah 30/30 rule yang berkembang di era shifting company. Hukum 30/30 ini mengisyaratkan pentingnya melibatkan generasi milenial umur 30-an dalam menentukan strategi perusahaan. “KSP SB sudah mulai memasukan generasi usia 30an sebagai think-thank pengambil kebijakan perusahaan, timpalnya. Dengan menarik generasi milenial

ke jajaran pengambil keputusan kata Vini, KSP SB ingin tetap berada di jalurnya sebagai koperasi berbasis masyarakat yang tak lekang oleh jaman, diperhitungkan sebagai koperasi yang abadi.

Di tengah pergeseran teknologi bebasis digital, upaya menuju koperasi unggul menemui ujian tak mudah. Tidak saja harus siap menerima perubahan cepat yang memangkas cara kerja konvensional tetapi juga harus siap menerima serbuan penyalahgunaan teknologi yang tidak bersahabat. Seperti dialami sejumlah koperasi termasuk KSB yang belakangan namanya gencar dicatut para pelaku cybercrime. “Di balik berkah teknologi online, kita juga harus siap menerima dampak negatifnya, dimana banyaknya penawaran pinjaman online mengatasnamakan KSB. Padahal kita tidak pernah melakukan cara penyaluran dana seperti itu,” tutur Vini. Kondisi seperti itu tidak bisa dihindari kata Vini lagi, karena semua sudah berbasis digital. Hanya saja dia mengimbau karyawan dan anggota KSB  berperan aktif menanggulangi penipuan pinjaman online ini, dan  harus ikut menjadi corong KSB dengan menjelaskan bagaimana mekanisme penyaluran pinjaman KSB yang sesungguhnya.  (Irm)

pasang iklan di sini