
PeluangNews, Jakarta-Mi yang terbuat dari sagu perlahan mulai mencuri perhatian pasar, bukan hanya karena keunikannya, tetapi juga manfaat kesehatannya. Dari dapur produksi berskala UMKM di Bangka, Sago Mee hadir sebagai alternatif mi bebas gluten yang kini bersiap menembus pasar internasional.
Direktur PT Langit Bumi Lestari Prasna Ruseno Sosrowinoto, menjelaskan mi sagu memiliki sejumlah keunggulan dibanding mi berbahan terigu. Selain gluten free, mi ini juga rendah indeks glikemik dan tinggi serat, sehingga lebih ramah bagi kesehatan. Tak hanya itu, kepraktisannya menjadi nilai tambah karena cukup diseduh dengan air panas dan langsung bisa dikonsumsi.
“Mi sagu ini gluten free, rendah indeks glikemik, tinggi serat, dan praktis karena cukup diseduh dengan air panas. Kami ingin masyarakat tahu bahwa mi tidak selalu harus berbahan terigu,” kata Prasna, saat berbincang singkat dengan PeluangNews, di acara Holding UMKM Expo 2025, di SMESCO, Jakarta, Senin (22/12/2025).
Usaha Sago Mee telah berjalan sejak 2018. Dalam perjalanannya, produk ini sudah beberapa kali menembus pasar luar negeri, meski masih dalam skala terbatas melalui sistem hand-carry. Negara tujuan yang pernah dijangkau antara lain Malaysia, Jepang, hingga Jerman.

“Langkah ekspor yang lebih serius direncanakan mulai bulan depan dengan Singapura sebagai target awal,” ujar Prasna. Ia mengungkapkan, ke depan pihaknya ingin memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara lain, terutama di kawasan Asia.
Inspirasi pembuatan mi sagu ini berangkat dari potensi lokal Indonesia. Menurut Prasna, sagu tidak hanya terdapat di Bangka, tetapi juga di berbagai daerah seperti Riau, Belitung, dan Bengkulu. Bahan baku lokal tersebut kemudian diolah menjadi produk mi yang lebih praktis dan modern.
Ke depan, fokus utama Sago Mee adalah memperkenalkan mi sagu kepada masyarakat luas. Selama ini, persepsi masyarakat masih menganggap mi identik dengan terigu. Padahal, mi sagu menawarkan pilihan yang berbeda dan lebih sehat. Bahkan, banyak ragam rasa yang ditawarkan dari Sago Mee diantaranya, mi goreng, soto pedas, beef teriyaki, ayam bawang, serta kari ayam pedas. Sementara, untuk harga terbilang cukup terjangkau, yakni Rp10.000.
Untuk mendekatkan produk ke konsumen, Sago Mee tidak hanya mengandalkan penjualan online, tetapi juga telah masuk ke sejumlah jaringan ritel. Produk ini sudah tersedia di Greenly, Total Buah, Sesa, Jogja Supermarket, hingga Gelael.
Terkait kapasitas produksi, Prasna menyebut jumlah pengiriman ke ritel menyesuaikan permintaan. Produksi saat ini dinilai masih mencukupi dan bahkan masih memiliki ruang untuk ekspansi lebih lanjut.
Sebagai pelaku UMKM, Sago Mee dijalankan oleh tim berjumlah belasan orang. Dengan kombinasi bahan lokal, inovasi produk, dan rencana ekspor yang semakin matang, mi sagu ini diharapkan mampu menjadi salah satu wajah baru pangan lokal Indonesia di pasar global.








