hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Meski Nyaris Monopolistik, Jack Ma Didenda Ala Kadar

JACK Ma dan dua raksasa teknologi yang ia besarkan, Alibaba dan Ant Group, kena pengawasan ketat dari pemerintah Cina. Alibaba baru didenda US$2,8 miliar atau sekitar Rp40 triliun lantaran dinilai bersalah dalam kasus dugaan monopoli. Sedangkan Ant Group selain dihentikan proses IPO-nya, juga dirombak besar-besaran oleh regulator.

Tencent, raksasa teknologi lain milik Pony Ma, kabarnya juga tengah diinvestigasi intensif terkait dugaan monopoli. Regulator memanggil pengelola 34 perusahaan besar di negara itu dengan peringatan supaya jangan sampai mereka melanggar hukum. Memang sudah sekian lama para perusahaan teknologi itu beserta pebisnis terkenal yang mengendalikannya seperti Jack Ma seakan bisa bertindak bebas.

Tiongkok hanya mendasarkan denda pada 4% dari penjualan domestik Alibaba tahun 2019. Nilai ini jauh lebih kecil dari maksimum 10% berdasarkan hukum Tiongkok. Denda US$2,8 miliar (Rp40 triliun) itu tidak separah yang dikhawatirkan beberapa investor.

Penerimaan penyimpanan Alibaba Amerika naik 9,3% pada Senin di New York. Itu lompatan terbesar dalam hampir empat tahun. Bagi Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce, kenaikan itu berarti kekayaannya meningkat US$2,3 miliar menjadi US$52,1 miliar (Rp748 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

Hingga tahun lalu, Jack Ma menjadi orang terkaya di Tiongkok. Otoritas Tiongkok menghentikan penawaran umum perdana perusahaan pembayaran Ant Group Co. hanya dua hari sebelum dijadwalkan untuk go public. Jack Ma sekarang orang terkaya ketiga di Tiongkok setelah Zhong Shanshan dari perusahaan air minum kemasan Nongfu Spring Co. dan Pony Ma dari Tencent Holdings Ltd.●

pasang iklan di sini