JAKARTA—-Masa pandemi Covid-19 mengharuskan orang lebih banyak di rumah, ibarat ulat jadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu Ulat yang menjadi kepompong tidak bergerak bebas, dia merasa hidupnya berakhir seperti.
“Padahal dia kemudian menjelma
menjaid kupu-kupu yang lebih indah, “ ujar motivator Merry Riana saat jumpa
pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia di
Jakarta, Senin (20/4/20).
Merry mengatakan masa-masa harus bekerja di rumah, belajar di rumah, dan
beribadah di rumah untuk menghindari penularan virus Corona adalah proses yang
sama dengan saat ulat menjadi kepompong.
Ketika proses ini berhasil dilalui, Merry yakin kita semua akan menjadi
individu-individu yang lebih baik, seperti kepompong yang berubah menjadi
kupu-kupu.
“Saya takin ini semua akan bisa kita lalui. Indonesia bisa pulih kembali,
Indonesia bisa sehat kembali,” tutur perempuan kelahiran 29 Mei 1980 ini.
Penulis buku A Gift from A Friend ini menyarankan masyarakat untuk tidak mudah
panik dan tidak mudah protes terkait dengan kebijakan yang pemerintah ambil dalam
menangani Covid-19
“Jangan mudah protes, tetapi kita harus berproses. Mungkin di awal ada
yang merespons dengan panik atau marah. Namun, ini sudah berjalan
sebulan,” katanya.
Merry yakin masa pandemi Covid19 yang sudah berjalan selama satu bulan akan
lebih memudahkan masyarakat untuk berproses menanggapi situasi tidak nyaman
yang muncul.
Pada masa pandemi Covid-19, agar di rumah saja tetap sehat, Merry menyarankan
masyarakat untuk menjaga imun, menjaga iman, dan menjaga pikiran.
“Bisa saja fisik kita di rumah, tetapi pikiran kita ke mana-mana. Membaca
dan melihat berita-berita yang bermacam-macam tentang virus Corona, kemudian
merasa takut. Ketakutan itu justru bisa membuat kita menjadi sakit,” tutup
dia.