KETIKA ditanya apa yang terbayang tentang Yogyakarta? Spontan Herlin Fidya menjawab dua hal, batik dan kampus. Kalau langsung ingat batik, ya bisa dimaklumi karena bisnis perempuan asli Pemalang, Jawa Tengah ini memang bersinggungan dengan dunia fesyen, namanya cukup kondang sebagai produsen batik kebaya, Mahadevi. Nah, kalau tiba-tiba ingat kampus, biasanya terkait nostalgia masa berpacaran dengan teman kuliah. “Bukan soal itu lagiii, aku teringat kampus ku yang ambruk kena gempa tahun 2006,” ujarnya. Herlin memang pernah menimba ilmu manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kerjasama yang berlokasi di Jl Parangtritis KM3 Salakan Sewon Bantul. Gempa dahsyat yang melanda Yogyakarta pada 27 Mei 2006 salah satunya meruntuhkan kampus kebanggaan Herlin. “Hingga kini kampusnya gak ada lagi, so aku juga gak perlu lagi melegalisir ijazah ha..ha.ha, “ tawa Herlin, namun masih bernada sedih.
Kembali ke soal batik yang dirintis sejak 2007, ibu dua anak ini mengaku usahanya berkembang cukup pesat. Memang masih menyasar pemasaran di tingkat lokal, namun sudah mampu memproduksi sekitar 300 hingga 400 pcs batik kebaya, ready to wear setiap bulan. Harganya bervariasi, mulai dari Rp400 ribu hingga Rp7 juta tergantung dari bahan kain yang digunakan. “Setidaknya aku kini bisa mempekerjakan 10 orang, dan sekaligus ikut melestarikan warisan budaya dari leluhur,” tukas pengusaha yang bercita-cita ingin punya panti jompo ini. “O iya, jangan lupa, motif dan model pakaian batiknya saya desain sendiri lho,” tutupnya sambil ketawa lagi. (Ira)