SURABAYA-—Sepintas memang mudah menemukan bumbu rujak dengan menemukan tukang buah di pinggir jalan untuk dibuatkan rujak ulek. Tetapi terkadang ada orang yang ingin rujakan setelah membeli beragam buah atau mengkonsumsi tahu, tetapi sulit mencari bumbu rujak. Apalagi saat musim kemarau.
Berangkat dari ide itu Dian Ariesawati memutuskan untuk berbisnis bumbu rujak pada 2012. Gagasannya juga berangkat dari orangtuanya yang pernah menjual bumbu rujak botolan, ketika ada acara rujakan. Yang digunakan adalah botol bekas.
“Saat itu terpikir, mengapa tidak membuat dengan botolan kemasan yang hygenis? Lalu sayang mulai menekuni bisnis ini. Nama Cak Mimin itu adalah nama ayah saya,” ungkap alumni Teknik Industri Institut Teknologi Surabaya ini kepada Peluang, Senin (3/9/2018).
Waktu itu Dian sudah mundur dari pekerjaannya di sebuah vendor telekomunikasi di Jakarta, karena dia harus kembali ke Surabaya. Dia bekerja selama tahun di perusahaan itu anatra 2005-2006. Dian sempat bekerja mengajar privat anak sekolah.
Menurut Dian, bumbu rujak bisa dijaga mutu, kualitas dan sekaligus awet dengan menggunakan bahan alami. Asam yang digunakan benar-benar asam berkualitas dari Madura, gula merah yang asli,karena gula merah dasarnya pengawet alami.
Mulanya produksinya tidak banyak mendapat sambutan. Namun suatu ketika ada yang membawa produknya ikut pameran dan ada nomornya, sejak saat itu produknya dikenal. Kini rata-rata dalam sehari minimal Dian memproduksi minimal 600 botol setiap hari menggunakan satu kuintal gula merah.
Setiap botol harga eceran Rp13-15 ribu, namun untuk reseller dijual Rp10 ribu per botol dengan pemblian minimal 50 botol.
“Saya pernah meraup omzet sekitar Rp100 juta per bulan, dengan margin 30 persen. sisanya untuk biaya produksi dan membayar honor karyawan borongan,” tutur Dian, seraya mengatakan botol dijual dengan tiga kadar rasa manis,sedang dan pedas.
Ilustrasi bumbu rujak Cak Mimin-Foto; Dokumetasi Pribadi.Pekerja Dian datang dari sekitar kawasan Dolly, Surabaya yang terkena impak penutupan. Mereka mendapatkan bekerja mulai dari mengolah, hingga menempel label di rumahnya masing-masing. Namun yang ngeracik adalah Dian. Resepnya yang menjadi rahasia kekuatan bisnisnya (Irvan Sjafari).