Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia mengukuhkan komitmen untuk fokus menggerakan roda usahanya setelah lebih dari tiga tahun belakangan berbenah internal. Kerja sama dengan berbagai institusi dan tentunya dukungan perusahaan induk, diyakini mampu mengangkat kembali pamor koperasi di lingkungan PT Garuda Indonesia Tbk ini terbaik di Provinsi Banten.
SEBAGAI koperasi fungsional yang berada di lingkungan perusahaan, visi dan misi Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (KOAPGI) tentunya inheren dengan BUMN penerbangan ternama di tanah air itu. Membantu kemudahan ekonomi anggota yang notabene karyawan PT Garuda Indonesia Tbk, sekaligus ikut menyokong misi perusahaan dalam mensejahterakan karyawannya. Koperasi yang berdiri pada tahun 2000 ini boleh dibilang sukses mengembangkan usaha tanpa melibatkan peran perusahaan induk.
Namun, dibandingkan dengan koperasi sejenis (fungsional) lainnya, laju usaha KOAPGI boleh dibilang lamban. Padahal jika berhasil menggalang kerja sama usaha dengan induk perusahaan, bukan tidak mustahil kinerja KOAPGI akan sejajar dengan koperasi fungsional lain seperti Kisel (Telkomsel) KWSG (Semen Gresik) atau Kopkar Astra yang sukses membukukan aset dan omset triliunan rupiah.
Dalam percakapan dengan Majalah Peluang, Ketua KOAPGI Rimond Barkah Sukandi mengatakan, sejak didapuk memimpin KOAPGI pada 2015, ia disibukan dengan pembenahan kinerja organisasi yang kala itu mengalami konflik internal. Kendati berakhir di jalur hukum, namun Alhamdulillah Pengurus berhasil memenangkan konflik tersebut, untuk menatap masa depan yang lebih baik lagi.
KOAPGI yang selama itu sukses dan berkembang dengan pendapatan yang luar biasa di sektor usaha Simpan Pinjam, kini mulai redup oleh hadirnya kelompok Himbara (Himpunan Bank Negara) yang masuk langsung ke dalam perusahaan induk dengan memberikan fasilitas yang lebih baik dari Koperasi.
Oleh karena itu Rimond kini kian fokus menumbuhkan semangat bisnis di kalangan anggota khususnya di sektor riil dengan berupaya menggali usaha yang ada di induk perusahaan melalui pola kerja sama usaha saling menguntungkan. Sekaligus mengimplementasikan slogan Garuda Indonesia “One Family, One Nation, One Garuda Indonesia.” Ketika KOAPGI didirikan tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi anggota, karenanya saya mencoba mengembangkan beberapa peluang bisnis yang sesuai dengan minat dan karakteristik anggota,” ujarnya.
Sebagai contoh, lanjut dia, mayoritas anggota KOAPGI adalah Awak Pesawat (Pramugara, Pramugari dan Pilot) yang masih membutuhkan tempat tinggal yang layak terlebih para Awak Pesawat yang baru dan sarana transportasi yang lebih dekat ke bandara. Di sisi lain perusahaan juga menghadapi masalah yang sama terkait dengan biaya transportasi Awak Pesawat yang terus meningkat. “Lalu kami berpikir untuk mendukung perusahaan agar dapat efisien dan efektif biaya operasional transportasi melalui penawaran Konsep KOAPGI untuk membangun sebuah hunian yang eksklusif sebagai “One Stop Service” bagi kegiatan operasional Awak Pesawat yang baru dan operasional penerbangan di masa mendatang. Saat ini KOAPGI tengah merencanakan usaha properti melalui pembangunan Apartemen yang merupakan Pemukiman Terpadu bagi komunitas Awak Pesawat atau bahkan Karyawan Garuda Indonesia Group yang dibangun di kawasan dekat bandara di area antara Green Lake City dan Metland Cyber City Cengkareng, berjarak sekitar 2 km dari Garuda Indonesia Training Center (GITC).
Sejumlah usaha yang tetap eksis antara lain Villa Casa de Apple yang berada di Kota Bandung Utara, masih memberikan pendapatan positif bagi KOAPGI. Usaha lainnya, Pabrik Pencucian Jean di kota Cikijing, Majalengka Jawa Barat, kerja sama dengan pengusaha setempat (UKM) dan produknya telah dijual ke beberapa kota di Indonesia.
Di bidang transportasi, KOAPGI memfasilitasi kerja sama dengan PT. Arion Transportasi Indonesia bagi angkutan karyawan Garuda Indonesia, yang pengelolaannya dilakukan secara swasembada oleh anggota. Selain itu KOAPGI juga menjalin kerja sama dengan perusahaan BUMN, PT. Industri Sandang Nusantara Tbk (ISN) yang diharapkan menjadi pendukung usaha KOAPGI dalam upaya pengadaan perlengkapan dan kebutuhan seragam Awak Pesawat Garuda dan anak perusahaanya. Kerja sama lainnya dengan PT. Global Wisata Idaman (GWI) sebagai penyelenggara Travel Umroh dan haji Plus bagi anggota maupun karyawan PT Garuda Indonesia Grup.
Demikian pula penjajakan yang saat ini tengah berjalan adalah rencana kerja sama dengan PT. Angkasa Pura 2 dalam pengelolaan Co Business Space di Terminal 3 dan PT. Mitsubishi Coorporation di bidang pengadaan mobil serta beberapa anak perusahaan seperti Aerotrans, Aero Wisata, Citilink, Gapura, Sabre, NamAir dan Sriwijaya Air.
KOAPGI juga memiliki sekolah binaan yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tehnik Penerbangan yang berada di kota Kuningan Jawa Barat dan saat ini telah meluluskan satu angkatan (1918).
MENGGUGAH KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Gurihnya usaha sektor riil di lingkungan bandara yang laris manis ini, menjadi sebuah tantangan bagi KOAPGI untuk mengembangkan sayap usahanya yang sampai saat ini belum optimal dan masih terkendala oleh kebijakan perusahaan induk tentang Koperasi. “Kami ingin mengetuk kebijakan perusahaan agar dapat memberikan perhatian khusus kepada koperasi, karena keberadaan koperasi khususnya KOAPGI selama ini terbukti mampu membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan, baik kegiatan informal karyawan (IKAGI, APG, SEKARGA, PAKARTI) maupun kegiatan dari unit perusahaan,” kata Rimond. Ia punya obsesi, KOAPGI dan sejumlah Koperasi lainnya di lingkungan PT Garuda Indonesia tumbuh besar, sejajar dengan koperasi fungsional di lingkungan perusahaan BUMN lain. Karenanya KOAPGI telah menginisiasi terbentuknya Forum Komunikasi Koperasi Garuda Indonesia Grup yang terinspirasi dari Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (FORKOM KBI), Komunitas koperasi yang bercita cita mewujudkan usaha besar untuk kesejahteraan anggotanya. (Irsyad Muchtar)